Zelenskyy Terlalu Nekat Tolak Minta Maaf dengan Trump Setelah Cekcok di Gedung Putih, Ada Pengkhianatan?

Minggu 02 Mar 2025 - 16:27 WIB
Reporter : Yudha IP
Editor : Yudha IP

BACA JUGA:Trump Beri Ultimatum! Rusia dan Ukraina Ditengat Gencatan Senjata Sebelum Paskah 20 April

Ketegangan memuncak ketika Trump secara langsung mengkritik Zelensky karena dianggap kurang menghargai bantuan yang telah diberikan oleh Amerika Serikat.

"Anda tidak menunjukkan rasa terima kasih, dan itu bukan sikap yang baik,"Ujar Trump dikutip Reuters pada Sabtu, 1 Maret 2025. 

Dia juga menekankan bahwa Ukraina harus segera mencari jalan damai dengan Rusia memperingatkan.

"Anda sedang bermain-main dengan Perang Dunia Ketiga," tambahnya.

BACA JUGA:Lebih Gila dari Trump, Vietnam Bakal Pangkas 100 Ribu PNS, Samakan dengan Tumor Ganas!

BACA JUGA:Trump dan Putin Bertemu Bahas Perdamaian Ukraina, Eropa Kebakaran Jenggot? Gelar KTT Darurat!

Menanggapi hal ini, Zelensky menegaskan bahwa Ukraina telah berupaya keras untuk melakukan diplomasi, tetapi hasilnya nihil karena Rusia terus melanggar kesepakatan yang ada. 

"Kami telah menandatangani gencatan senjata, tetapi Putin mengingkarinya. Ia terus membunuh rakyat kami dan menolak pertukaran tahanan. Jadi, diplomasi seperti apa yang Anda maksud?" balas Zelensky dengan tegas.

Wakil Presiden Amerika Serikat, JD Vance, juga memberikan komentarnya. 

Dia menuduh Zelensky kurang menghormati Amerika Serikat karena mengungkapkan kritiknya secara terbuka. 

BACA JUGA:Palestina Bersatu! Hamas-Fatah Kompak Tolak Trump Relokasi Warga Gaza

BACA JUGA:Trump Kembali Bikin Geger! Semua Negara Kena Tarif Impor Baja dan Aluminium 25 Persen!

"Saya merasa tidak pantas bagi Anda untuk datang ke Gedung Putih dan memperdebatkan hal ini di depan media," ucap Vance.

Dalam diskusi tersebut, Trump menegaskan bahwa Amerika Serikat tidak dapat terus memberikan bantuan tanpa adanya komitmen dari Ukraina untuk mencari resolusi damai.

 "Kami telah memberikan banyak bantuan, baik dalam bentuk uang maupun peralatan militer. Namun, kami juga butuh kepastian bahwa ini akan berakhir dengan damai," jelas Trump.

Kategori :