BACAKORAN.CO – Alih-alih melesat seperti namanya, Puma justru menghadapi hambatan besar.
Raksasa olahraga asal Jerman ini mengumumkan pemutusan hubungan kerja (PHK) massal akibat penurunan penjualan dan laba di 2024.
Kepala Keuangan Markus Neubrand menyebutkan, setidaknya 500 karyawan di seluruh dunia akan terkena dampak kebijakan ini.
"Beberapa toko kami tidak lagi menghasilkan keuntungan yang cukup, sehingga kami harus mengambil langkah sulit ini," ujarnya seperti dilansir dari Reuters.
BACA JUGA:Sanken, Yamaha dan 2 Perusahaan Ini Susul Sritex PHK Massal Mencapai Puluhan Ribu Pegawai
Kinerja Menurun, Saham Terjun Bebas
Penjualan Puma hanya tumbuh 4,4 persen sepanjang 2024, mencapai €8,82 miliar (US$9,62 miliar).
Laporan keuangan yang suram menyebabkan saham Puma anjlok 23 persen ke level €21,90, terendah sejak November 2016.
Puma semakin tertekan dalam persaingan melawan Nike, adidas, hingga pemain baru seperti On Running dan Hoka.
BACA JUGA:PHK Massal Berlanjut di Indonesia: Setelah Sritex, Sejumlah Perusahaan Ini Ikut PHK Ribuan Karyawan,
BACA JUGA:Fakta di Balik PHK Massal 1.100 Karyawan Yamaha Music, Kemnaker Bilang Begini!
Pasar Amerika Jadi Tantangan
Ketidakpastian ekonomi di Amerika Serikat memperburuk kondisi Puma.
Target konsumen utama mereka menahan belanja, membuat pendapatan semakin merosot.