Bhayangkara Presisi Tutup Kans Samator ke Grand Final Proliga 2025, Ini Misi Selanjutnya

Senin 28 Apr 2025 - 07:50 WIB
Reporter : Kumaidi
Editor : Kumaidi

Bhayangkara akan menghadapi dua laga penting di Solo nanti. Pertama bertemu Palembang Bank SumselBabel, (2/5/2025) dan LavAni (4/5/2025).

"Kita fokus di satu pertandingan lebih dahulu melawan Bank Sumsel. Baru setelah itu LavAni," tukasToiran.

Kemudian pemain Bhayangkara Presisi Farhan Halim sangat bersyukur karena rekan-rekannya tampil fight sejak set pembuka. Padahal saat itu mereka masih merasakan demam panggung.

''Jujur saja di set pertama kami sempat nervous. Tapi syukurlah kami bisa melewati set pertama dengan baik, dan memantik semangat berlipat di dua set selanjutnya hingga menang 3-0,'' tegas Farhan.

Kemenangan atas Samator ini sangat berkesan bagi Farhan. Ini karena bertepatan dengan tanggal lahirnya, 26 April. 

Farhan yang lahir tahun 2001 itu pun mendapat standing ovation dari penonton sebagai hadiah ulang tahun. 

BACA JUGA:Kunci Juara Putaran Pertama Final Four Proliga 2025 Tanpa Kekalahan, LavAni Langsung Berbenah

Kini, pemain voli nasional sejak tahun 2022 itu bertekad turut membawa timnya menembus grand final di Yogyakarta. Caranya menyapu bersih dua laga di final four putaran kedua di Solo.

Sementara itu, Manajer Surabaya Samator Hadi Sampurno menyebut, faktor jam terbang para pemain yang mayoritas berusia muda menjadi faktor kekalahan timnya.

''Sebenarnya kami bisa mengimbangi permainan Bhayangkara. Tapi begitu mereka melakukan jump serve yang tajam, recieve kami masih kedodoran. Ini menjadi PR bagi kami untuk laga sisa di Solo,'' terangnya.

Meskipun peluangnya sudah tertutup ke grand final Proliga 2025, namun hasil di Solo nanti akan menjadi bahan evaluasi. 

''Sebenarnya performa kami naik terus, tapi ya itu permainan. Pemain kami masih butuh jam terbang,'' tambahnya.

Pemain Samator Tedi Oka Syahputra juga mengakui lawan Bhayangkara memberinya pelajaran berharga bagi tim yang dihuni pemain muda. Dia tak menampik kekuatan Bhayangkara, salah satunya servisnya yang tajam.

''Kami tak menampik, lawan terbesar adalah diri sendiri. Kekalahan di empat laga yang kami lakoni menjadi pengalaman agar kami bisa introspeksi,'' kata Tedi.

Kekalahan ini menjadi kekalahan keempat dari empat laga yang telah dijalani. Dengan demikian, peluang tim asal Surabaya ini tidak lagi memiliki peluang lagi lolos ke grand final.

 

Kategori :