Tim wakil Norwegia itu dibuat tidak berkutik. Pada leg kedua semifinal, nyaris tidak ada gangguan yang berarti dari Bodo/Glimt.
Sebaliknya, Spurs mampu menunjukkan permainan yang matang. Mereka efektif dalam bermain dan tajam akurat saat menekan pertahanan lawan.
"Bodo/Glimt memiliki rekor kandang cukup bagus. Tidak gampang bisa menang dan cetak gol di sini. Namun para pemain sukses menanganinya dengan sangat baik," jelasnya.
"Kami membuat mereka seminimal mungkin mengancam dan bekerja keras untuk menjauhkan mereka dari gawang. Kami punya kualitas untuk mencetak gol di sisi lain, jadi dalam dua leg, saya sangat bangga," lanjutnya.
Kapten Bodo/Glimt Patrick Berg mengakui keunggulan Spurs.-screenshot uefa.com-
Bek Spurs Micky Van der Ven juga mengatakan hal yang sama. Bahwa di dalam lapangan para pemain kompak menunjukkan permainan terbaik.
BACA JUGA:MU Yakin ke Final Liga Eropa, Tapi Ruben Amorim Ingatkan Ini Agar Tak Terpeleset...
"Kami menunjukkan karakter dan mentalitas. Mereka tidak menciptakan peluang apa pun, lalu kami mencetak dua gol dan menjaga gawang tetap bersih," terangnya.
"Kami mengalami musim yang sulit, tetapi kami tinggal satu pertandingan lagi untuk memenangkan trofi," lanjutnya.
Sementara Kapten Bodo/Glimt Patrick Berg mengakui keunggulan Spurs. Mental mereka rontok ketika Pedro Porro mencetak gol kedua di laga itu.
"Ini adalah antiklimaks besar bagi kami. Ketika umpan silang masuk melalui tiang gawang, saya pikir itu bukan hari kami. Tottenham memang pantas maju," jelasnya.
"Kami telah mempersiapkan diri selama seminggu dan kami benar-benar yakin itu mungkin, kemudian kami menghadapi tim Tottenham yang sangat berpengalaman. Mereka memiliki beberapa pemain bertahan yang sangat bagus secara individu. Mereka datang pada waktu yang tepat dan menghentikan kami, tepat ketika kami pikir kami bisa menciptakan sesuatu," lanjutnya.
"Kami harus menggunakannya sebagai motivasi. Kami telah mencapai level yang belum pernah kami temui sebelumnya, baik secara fisik maupun taktis," tukasnya.
