Faktor ekonomi, kurangnya pendidikan, dan tekanan sosial budaya sering menjadi alasan utama pernikahan dini.
Pemerintah daerah terus melakukan sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat untuk mencegah praktik ini.
Ketua Lembaga Perlindungan Anak (LPA) Kota Mataram Joko Jumadi menyoroti gelagat mempelai perempuan yang tampak tidak biasa dalam video yang viral tersebut.
Namun, ia menegaskan bahwa pihaknya belum dapat menyimpulkan kondisi psikologis anak tersebut tanpa pemeriksaan medis.
BACA JUGA:Billy Syahputra dan Vika Kolesnaya Siap Menuju Pernikahan, Setelah Resmi Lamar Kekasih di Bali
BACA JUGA:Fuji dan Verrell Bramasta Diisukan Makin Lengket, Ini Jawabannya Tentang Pernikahan
"Nanti.
Kami belum bisa memastikan itu.
Nanti pada proses pemeriksaan kepolisian.
Kita tidak bisa menjustifikasi kenapa-kenapa, semua harus melalui pemeriksaan tenaga medis, dan itu akan kita lakukan," jelasnya.
BACA JUGA:ASTAGHFIRULLAH! Pernikahan Sesama Jenis Resmi Legal di Thailand, Ratusan Pasangan Nikah Massal!
Kasus pernikahan anak di Lombok Tengah menyoroti pentingnya peran aktif orang tua, masyarakat, dan aparat desa dalam melindungi anak-anak dari praktik yang merugikan masa depan mereka.
Penegakan hukum yang tegas diharapkan dapat menjadi deterrent effect bagi pihak-pihak yang masih mencoba melanggarnya.