BACA JUGA:Redmi 14C Bukan Sekadar Angka Baru, Ini 'Juara' Sejati di Kelas Menengah!
Menurut IDC, pasar smartphone global saat ini sedang mengalami masa lesu, dihantam oleh berbagai faktor mulai dari perang tarif AS, gejolak politik global, hingga perlambatan ekonomi Tiongkok.
Penjualan ponsel murah juga ikut terjun karena masyarakat kini lebih selektif mengeluarkan uang, terutama untuk produk non-esensial.
Namun, vendor-vendor besar seperti Samsung tetap menemukan celah.
Salah satunya dengan menyematkan teknologi AI canggih di ponsel kelas menengah dan flagship, serta menaikkan harga jual rata-rata demi menjaga margin keuntungan di tengah permintaan yang menurun.
BACA JUGA:Google Tikung OpenAI: Tren Baru Reverse Acquihire dalam Perang AI Global
"Meski penuh tekanan ekonomi dan politik, pasar ponsel menunjukkan tanda-tanda pemulihan. Pertumbuhan 1% adalah sinyal penting bahwa industri ini sedang bersiap bangkit," ungkap Anthony Scarsella, Direktur Riset Perangkat Klien IDC, dilansir dari Reuters (21/7/2025).
Ponsel Android Murah Terancam Punah?
Dengan harga makin mahal dan inovasi menyasar kelas atas, segmen Android murah makin terpuruk.
Banyak konsumen akhirnya menunda membeli ponsel baru, dan produsen pun mulai mengurangi produksi untuk segmen ini.
BACA JUGA:15 Kode Redeem Crystal of Atlan Terbaru Hari ini Juli 2025, Tersembunyi Banyak Hadiah Gratis
“Sensitivitas harga di segmen bawah sangat tinggi. Android kelas bawah sedang krisis, dan ini menghambat pertumbuhan pasar secara keseluruhan,” ujar Nabila Popal, Direktur Riset Senior IDC.
Bahkan, IDC merevisi proyeksi pertumbuhan pengiriman PONSEL global 2025 dari sebelumnya 0,6% jadi hanya 2,3%, sebagai dampak langsung dari ketidakpastian ekonomi akibat tarif dan kebijakan dagang global.
Daftar Ponsel Terlaris Dunia Kuartal II 2025: