BACAKORAN.CO - Gunung Lewotobi Laki-laki, yang terletak di Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT), kembali menunjukkan aktivitas vulkanik yang mengkhawatirkan.
Dalam rentang waktu tiga hari, tepatnya dari Jumat hingga Minggu, tanggal 19 hingga 21 September 2025, gunung berapi tersebut tercatat mengalami sebanyak 31 kali erupsi.
Lonjakan jumlah letusan ini menandai fase kritis dalam aktivitas vulkanik gunung yang selama ini dikenal sebagai salah satu gunung aktif di wilayah timur Indonesia.
Menurut laporan resmi dari Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), dalam kurun waktu lima hingga tujuh hari terakhir, alat pemantau aktivitas vulkanik berupa grafik tiltmeter menunjukkan tren inflasi yang semakin jelas.
Inflasi ini merupakan indikasi bahwa tubuh gunung sedang mengalami penggembungan akibat adanya suplai magma baru dari dalam perut bumi.
Fenomena ini bukan sekadar gejala biasa, melainkan sinyal kuat bahwa magma sedang bermigrasi menuju kedalaman yang lebih dangkal.
Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Abdul Muhari, menjelaskan bahwa pola migrasi magma tersebut membuka kemungkinan terjadinya erupsi eksplosif yang lebih besar.
“Pola ini mengindikasikan migrasi magma ke kedalaman lebih dangkal, sehingga potensi erupsi eksplosif masih ada,” ujar Abdul dalam keterangan resminya.
BACA JUGA:Aktivitas Dahsyat! Gunung Lewotobi Erupsi Sampai 31 Kali dan Melumpuhkan Tiga Bandara di NTT
BACA JUGA:Gempar! Desa di Bogor Jadi Jaminan Utang ke Bank hingga Dilelang, Mendes Ungkap Faktanya!
Dampak dari aktivitas vulkanik Gunung Lewotobi Laki-laki tidak hanya dirasakan oleh masyarakat sekitar, tetapi juga mengganggu sektor transportasi udara.
Tiga bandara utama di wilayah NTT terpaksa ditutup sementara demi keselamatan penerbangan.
Bandara Gewayantana di Larantuka, Kabupaten Flores Timur; Bandara Frans Seda di Maumere, Kabupaten Sikka; serta Bandara Haji Hasan Aroeboesman di Ende, semuanya menghentikan operasionalnya untuk sementara waktu.