BACAKORAN.CO - Insiden kekerasan terhadap jurnalis kembali mencuat.
Dua wartawan, Miftahul Munir dari Warta Kota dan rekannya bernama Kiki, menjadi korban dugaan penganiayaan saat tengah meliput kasus keracunan Makan Bergizi Gratis (MBG) yang menimpa 20 siswa SDN 01 Gedong, Pasar Rebo, Jakarta Timur.
Kejadian ini menuai kecaman luas karena bukan hanya menyangkut keselamatan jurnalis di lapangan, tetapi juga menyinggung pelaksanaan program pemerintah yang seharusnya menjamin keamanan gizi untuk anak-anak sekolah.
Peristiwa itu terjadi pada Selasa (30/9/2025) ketika Munir dan Kiki mendatangi kantor Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Gedong 2 di kawasan Pasar Rebo.
Keduanya datang untuk mencari keterangan mengenai penyedia MBG yang diduga menyebabkan puluhan siswa mengalami keracunan.
BACA JUGA:Siswa SDN Gedong Muntah Usai Makan MBG, 2 Wartawan Dianiaya Saat Cek Lokasi!
BACA JUGA:Apa Itu Sertifikat Higienis (SLHS) Wajib MBG dan Bagaimana Cara Memperolehnya? Simak Penjelasannya!
Menurut penuturan Munir, awalnya mereka diarahkan oleh seorang pria lanjut usia yang menjaga area tersebut.
Namun, situasi berubah ketika mereka mencoba merekam aktivitas di sekitar lokasi.
“Saya cek Google Maps cuma ada SPPG Gedong 2, gangnya tepat di seberang Kampus Unindra. Pas saya sampai si bapak penjaga nyuruh masuk, dikira saya tukang cuci ompreng,” kata Munir, dikutip dari CNN Indonesia.
Ia menjelaskan bahwa setelah masuk dan memarkirkan kendaraan, dirinya hendak bertemu dengan kepala SPPG, tetapi malah diusir.
Saat keluar bersama rekannya, Munir masih sempat merekam kondisi di lokasi.
BACA JUGA:MBG Bukan Sekadar Memberi Makan Gratis Tapi Hidupkan Perputaran Ekonomi di Daerah
BACA JUGA:Guru Penanggung Jawab MBG Dapat Bonus Harian Rp 100 Ribu, Ini Skemanya
Hal itu membuat penjaga yang sudah terlihat emosi semakin marah.