Perkataan ini menjadi tamparan lembut bagi banyak perempuan yang masih terjebak dalam lingkaran kesedihan dan amarah.
Ustadzah Halimah mengingatkan bahwa setiap orang memiliki urusan hati dan pilihan hidup masing-masing.
Jika hati suami bisa berkhianat, itu karena ia gagal menjaga amanah Allah, bukan karena istri kurang berharga.
Fokuslah pada Kebahagiaan Dirimu Sendiri
Daripada terus larut dalam kesedihan, Ustadzah Halimah mengajak para istri untuk kembali fokus pada hal yang bisa dikendalikan, yaitu kebahagiaan diri sendiri.
“Kamu tidak bisa memaksa hatinya untuk setia, tapi kamu bisa menjaga hatimu agar tetap tenang,” ujarnya.
Kebahagiaan sejati tidak datang dari manusia lain, melainkan dari hubungan yang kuat dengan Allah.
Ketika kita ikhlas dan menyerahkan semua kepada-Nya, maka hati akan jauh lebih ringan dan damai.
BACA JUGA:Terkuak Penyebab Ibu Dua Anak Nekad Bunuh Diri! Beri Modal Usaha Rp 100 Juta, Suami Malah Selingkuh
BACA JUGA:Mimpi Berujung Petaka! Tanda Selingkuh dan Perceraian dalam Mimpi
Inilah bentuk kekuatan sejati seorang wanita bukan pada kemampuannya menahan amarah, tetapi pada keteguhannya untuk tetap tenang di tengah badai.
Biarkan Suami Menyesali Perbuatannya
Dalam pandangan Ustadzah Halimah Alaydrus, seseorang yang berbuat salah pasti akan merasakan akibat dari perbuatannya sendiri.
Oleh karena itu, tidak perlu seorang istri menghabiskan tenaga untuk membalas, mengawasi, atau memaksa suami agar berubah.