BACA JUGA:Harga Emas Antam Makin Nggak 'Ngotak'! Awal Pekan Pecah Rekor Lagi, Tembus Rp 2,3 Juta
Langkah keras tersebut langsung memicu kekhawatiran pasar global, membuat investor berbondong-bondong lari ke aset aman seperti emas.
The Fed Siap Pangkas Suku Bunga, Pasar Semakin Girang
Selain tensi dagang, lonjakan harga emas juga didorong oleh sinyal terbaru dari Ketua The Federal Reserve, Jerome Powell, yang mengindikasikan pemangkasan suku bunga tambahan dalam waktu dekat.
Dalam pidatonya di konferensi National Association for Business Economics, Powell menyebut The Fed “sudah mendekati tahap berhenti mengurangi kepemilikan obligasi”, sebuah sinyal kuat jika pelonggaran kebijakan moneter tinggal menghitung waktu.
BACA JUGA:Trump Naikkan Tarif 100% ke China! Harga Bitcoin Langsung Rontok Rp 1,7 Miliar, Pasar Kripto Panik?
BACA JUGA:Cuan Gede! Harga Perak Kecepatan Naiknya 2x Lipat dari Emas, Kok Bisa?
“Ekonomi AS mungkin berada di jalur yang lebih kuat dari perkiraan sebelumnya, namun tren perekrutan yang melambat tetap jadi perhatian,” ujar Powell.
Ia menegaskan, langkah selanjutnya akan diambil secara hati-hati per pertemuan, sambil menyeimbangkan antara pasar kerja yang lesu dan inflasi yang masih di atas target 2%.
Efek Domino: Investor Berburu Emas, Dolar Melemah
Sinyal dovish dari The Fed langsung mengguncang pasar.
BACA JUGA:Cara Mengajukan Kartu Kredit di Livin’ by Mandiri, Mudah Tanpa ke Kantor Cabang!
BACA JUGA:Emas Makin Berkilau! Tembus US$4.000, Pakar: Bisa Lampaui US$5.0000!
Nilai dolar AS mulai melandai, sementara permintaan terhadap emas melonjak tajam.
Investor global kini memandang emas sebagai pelindung nilai utama dari risiko inflasi dan ketidakpastian ekonomi.
Analis memperkirakan jika The Fed benar-benar memangkas suku bunga dalam waktu dekat.
Mereka memperkirakan harga emas bisa dengan mudah menembus US$4.200 bahkan mendekati US$4.300 per troy ons sebelum akhir tahun.
