BACAKORAN.CO - Rumah produksi ternama Maxima Pictures kembali menunjukkan eksistensinya di industri perfilman nasional dengan menghadirkan karya terbaru berjudul Jangan Panggil Mama Kafir.
Kali ini, Maxima Pictures menggandeng Rocket Studio Entertainment sebagai mitra produksi, mempersembahkan sebuah drama keluarga yang sarat emosi dan nilai kemanusiaan.
Film ini dijadwalkan tayang serentak di seluruh bioskop Indonesia pada tanggal 16 Oktober 2025, bertepatan dengan perayaan ulang tahun ke-21 Maxima Pictures.
Menariknya, Jangan Panggil Mama Kafir juga menjadi film ke-60 yang diproduksi oleh rumah produksi tersebut, sebuah pencapaian yang menandai dedikasi mereka dalam membangun sinema Indonesia.
BACA JUGA:Catat Tanggalnya! 7 Film Indonesia Terbaru Siap Tayang di Bioskop, Dari Horor Hingga Romantis
BACA JUGA:Boom! Film Lokal Dongkrak Penjualan Tiket, Penonton Bioskop RI Tembus Rekor Sepanjang Masa
Disutradarai oleh Dyan Sunu Prastowo, film ini mengangkat tema yang jarang disentuh secara mendalam di layar lebar: cinta yang melampaui batas keyakinan, janji yang mengikat lintas agama, dan perjuangan seorang ibu dalam menghadapi stigma sosial.
Cerita berpusat pada tokoh Maria, seorang perempuan Nasrani yang jatuh cinta pada Fafat, putra seorang ustadzah.
Meski hubungan mereka ditentang oleh lingkungan sekitar, keduanya tetap bersatu dalam ikatan pernikahan dan dikaruniai seorang putri bernama Laila.
Namun, kebahagiaan mereka tak berlangsung lama. Takdir berkata lain ketika Fafat meninggal dunia dalam sebuah kecelakaan tragis.
BACA JUGA:Film Sihir Pelakor Masih Tayang Dibioskop, Begini Sinopsisnya!
BACA JUGA:Raja Box Office Indonesia, Jumbo Resmi Jadi Film Lokal Terlaris Sepanjang Masa!
Sebelum menghembuskan napas terakhir, Fafat meninggalkan amanah kepada Maria: membesarkan Laila sesuai ajaran Islam. Dari sinilah perjalanan batin Maria dimulai.
Ia berusaha menepati janji suaminya dengan sepenuh hati, belajar memahami nilai-nilai Islam, dan menghadapi berbagai penolakan serta prasangka dari lingkungan sekitar.
Perjuangan Maria sebagai ibu tunggal menjadi inti dari film ini, sebuah kisah tentang cinta, pengorbanan, dan keberanian untuk tetap berdiri tegak di tengah badai.