Ada tiga kemungkinan hasil dari penimbangan:
1. Kebaikan lebih berat: Maka ia termasuk golongan yang beruntung dan masuk surga.
2. Keburukan lebih berat: Maka ia akan masuk neraka sesuai kadar dosanya.
3. Seimbang: Keputusan akhir berada di tangan Allah SWT yang Maha Pengampun dan Maha Penyayang.
Apa Saja yang Ditimbang?
BACA JUGA:Apa yang Terjadi Setelah Dajjal Muncul saat Kiamat? Berikut Penjelasan Lengkapnya Berdasarkan Hadis
Para ulama memiliki tiga pendapat utama tentang objek yang ditimbang di hari kiamat:
- Amal perbuatan itu sendiri Hadis dari Abu Hurairah RA menyebutkan: "Ada dua kalimat yang ringan diucapkan oleh lisan, tetapi berat dalam timbangan dan dicintai oleh ar-Rahman: Subhanallahi wa bihamdihi dan Subhanallahil Azhim." Ini menunjukkan bahwa amal seperti dzikir memiliki bobot di mizan.
- Pelaku amal (manusia itu sendiri) Rasulullah SAW bersabda: "Sesungguhnya pada hari Kiamat nanti ada seorang laki-laki yang besar dan gemuk, tetapi ketika ditimbang di sisi Allah, tidak sampai seberat sayap nyamuk."Ini menegaskan bahwa keimanan dan ketakwaanlah yang menentukan berat seseorang di mizan.
- Lembaran catatan amal (shahifah) Dalam sebuah riwayat, seseorang memiliki 99 gulungan dosa, namun satu kartu berisi kalimat syahadat lebih berat dari semuanya. Ini menunjukkan bahwa keikhlasan dan istiqamah dalam iman memiliki bobot luar biasa.
Hikmah dan Refleksi dari Yaumul Mizan
Imam Al-Ghazali dalam Ihya Ulumiddin menekankan pentingnya muhasabah sebelum datangnya hari penimbangan.
Menimbang amal sendiri di dunia adalah bentuk kesiapan dan kebijaksanaan.
Dengan introspeksi, seseorang dapat segera bertobat dan memperbaiki diri sebelum amalnya ditimbang oleh Allah SWT.