"Saya juga sudah sampaikan beberapa concern dan kebutuhan masyarakat di lapangan dan beliau menerima," tandasnya.
Tak lama setelah pernyataannya viral, Endipat disebut menghubungi Ferry secara pribadi untuk meminta maaf.
Ferry mengaku menerima permintaan maaf tersebut dengan lapang dada.
"Beliau sudah menghubungi saya secara personal dan minta maaf, saya juga menerima itu karena enggak adanya juga memelihara konflik di situasi seperti sekarang," tulis Ferry.
Klarifikasi Endipat
BACA JUGA:Penjualan Jersey SEA Games Sebagian Didonasikan Korban Banjir Sumatera
Setelah menuai kritik, Endipat memberikan klarifikasi.
Ia menegaskan bahwa pernyataannya bukan ditujukan untuk mengecilkan peran relawan atau donatur, melainkan menyoroti lemahnya komunikasi publik pemerintah.
"Yang saya soroti adalah lemahnya komunikasi publik. Negara bekerja besar, tetapi tidak banyak diberitakan. Akibatnya, masyarakat hanya melihat apa yang viral, bukan apa yang sebenarnya dilakukan di lapangan," kata Endipat dilansir Bacakoran.co dari Liputan6.com.
Menurutnya, relawan adalah energi kemanusiaan bangsa yang selalu hadir tanpa pamrih.
"Relawan bekerja dengan hati, negara bekerja dengan kewajiban. Dua-duanya penting, dan tidak boleh dipertentangkan," ungkapnya.
Endipat berharap polemik ini tidak berlanjut menjadi perdebatan yang memecah perhatian dari korban bencana.
Ia menekankan pentingnya kolaborasi antara negara dan masyarakat dalam penanganan bencana.
Dukungan Wapres Gibran
Di tengah polemik, Wakil Presiden RI Gibran Rakabuming Raka memberikan pembelaan terhadap gerakan warga yang menyalurkan bantuan.
Ia menilai aksi tersebut merupakan wujud nyata semangat gotong-royong bangsa.
"Gerakan warga bantu warga seperti yang dilakukan oleh banyak lembaga sosial, komunitas, hingga individu seperti Saudara Ferry Irwandi, Praz Teguh, Willie Salim, dan lainnya merupakan aksi nyata dari semangat gotong-royong dan kepedulian sosial yang sejak lama menjadi kekuatan bangsa kita," kata Gibran dalam keterangannya, Selasa (9/12).