“Ikan sudah dikubur di jetty PT STU,” imbuh Ecy.
Lokasi terdamparnya paus berada di Dusun Lambolo, Desa Ganda-ganda, Kecamatan Petasia.
Paus pertama kali ditemukan oleh karyawan perusahaan tambang yang sedang beraktivitas di dermaga.
Kejadian ini langsung menjadi perhatian publik setelah rekaman video penyelamatan beredar di media sosial.
“Iya (ikan paus terdampar di area tambang), karena dekat jetty (dermaga tambang), 16 meter (ukuran paus),” ujar Ecy.
Viral di Media Sosial
Video yang memperlihatkan warga dan pekerja tambang berusaha menolong paus tersebut menjadi viral.
Banyak warganet yang menyayangkan kondisi paus yang akhirnya mati, meski sudah diupayakan untuk ditarik kembali ke laut.
Peristiwa ini menimbulkan diskusi di kalangan masyarakat mengenai perlunya penanganan cepat dan tepat terhadap satwa laut yang terdampar, terutama di kawasan industri.
Konteks Lingkungan
BACA JUGA:2 Tentara AS Gugur dalam Serangan ISIS di Suriah, Trump Tegaskan Balasan Keras
BACA JUGA:Belum Tuntas Banjir & Longsor, Tanah Bergerak Kembali Hancurkan Rumah Warga Tapanuli Selatan
Kejadian paus terdampar bukan hal baru di Indonesia.
Faktor lingkungan seperti perubahan arus laut, kondisi perairan yang dangkal, hingga aktivitas manusia di sekitar pesisir sering disebut sebagai penyebab.
Dalam kasus di Morowali Utara, lokasi terdamparnya paus berada di area pertambangan yang memiliki aktivitas cukup padat.
Kondisi air yang surut membuat paus kesulitan kembali ke laut dalam.
Para pemerhati lingkungan menilai, kasus ini menjadi pengingat pentingnya koordinasi antara perusahaan, pemerintah daerah, dan masyarakat dalam menghadapi peristiwa satwa terdampar.
Selain itu, perlunya pelatihan khusus bagi warga pesisir agar dapat melakukan penanganan darurat yang sesuai standar konservasi.