bacakoran.co

Aturan Baru Starbucks, Wajib Belanja Kalau Nongkrong di Gerai atau Pakai Toilet!

Starbucks resmi memberlakukan aturan baru yang mewajibkan pengunjung berbelanja produk jika ingin duduk atau nongkrong di gerai dan menggunakan fasilitas toilet.--istimewa

BACAKORAN.CO – Aksi boikot, divestasi dan sanksi (bds) produk terafiliasi Israel mengganggu kinerja bisnis Starbucks.

Aksi boikot ini membuat pendapatan Starbucks ambles, merugi hingga US$11 miliar atau sekitar Rp171 triliun.

Berbagai upaya pun dilakukan Starbucks untuk mendorong kinerja usahanya, mendongkrak penjualan.

Salah satunya, Starbucks kini resmi menerapkan kebijakan baru yang mewajibkan pengunjung untuk membeli produk jika ingin nongkrong di gerai atau menggunakan fasilitas toilet.

BACA JUGA:Starbucks Makin Nyungsep, Dihantam Aksi Boikot dan Mogok Karyawan Terbesar dalam Sejarah!

BACA JUGA:Michael Malarkey Serukan Boikot Starbucks Diatas Panggung, Penggemar The Vampire Diaries Heboh!

Langkah ini diumumkan pada Senin (13/1/2025), menggantikan kebijakan sebelumnya yang membebaskan siapa saja untuk masuk tanpa perlu melakukan pembelian.

Aturan Baru dengan Kode Etik Ketat

Seperti dilansir dari AP News, kebijakan tersebut juga mencakup penerapan kode etik yang akan diterapkan di seluruh gerai Starbucks di Amerika Utara.

Kode etik ini melarang berbagai tindakan, seperti: diskriminasi dan pelecehan, membawa alkohol dari luar, merokok, vaping hingga penggunaan narkoba.

BACA JUGA:Starbucks Ultimatum Karyawan: Wajib Ngantor atau Siap-Siap Dipecat!

BACA JUGA:Prabowo Sambut Investasi Nat Rothschild Keluarga Pendiri Israel di Batam, Boikot McD dan Starbucks Sia-Sia?

Termasuk aktivitas meminta-minta atau mengganggu ketertiban.

Jaci Anderson, juru bicara Starbucks menyatakan, aturan ini dibuat untuk memberikan pengalaman yang lebih nyaman bagi pelanggan yang bertransaksi.

Aturan Baru Starbucks, Wajib Belanja Kalau Nongkrong di Gerai atau Pakai Toilet!

Ramadhan Evrin

Ramadhan Evrin


bacakoran.co – aksi boikot, divestasi dan sanksi (bds) mengganggu kinerja bisnis starbucks.

aksi boikot ini membuat pendapatan ambles, merugi hingga us$11 miliar atau sekitar rp171 triliun.

berbagai upaya pun dilakukan starbucks untuk mendorong kinerja usahanya, mendongkrak penjualan.

salah satunya, starbucks kini resmi menerapkan kebijakan baru yang mewajibkan pengunjung untuk membeli produk jika ingin nongkrong di gerai atau menggunakan fasilitas toilet.

langkah ini diumumkan pada senin (13/1/2025), menggantikan kebijakan sebelumnya yang membebaskan siapa saja untuk masuk tanpa perlu melakukan pembelian.

aturan baru dengan kode etik ketat

seperti dilansir dari ap news, kebijakan tersebut juga mencakup penerapan kode etik yang akan diterapkan di seluruh gerai starbucks di amerika utara.

kode etik ini melarang berbagai tindakan, seperti: diskriminasi dan pelecehan, membawa alkohol dari luar, merokok, vaping hingga penggunaan narkoba.

termasuk aktivitas meminta-minta atau mengganggu ketertiban.

jaci anderson, juru bicara starbucks menyatakan, aturan ini dibuat untuk memberikan pengalaman yang lebih nyaman bagi pelanggan yang bertransaksi.

“kami ingin menciptakan suasana yang ramah dan nyaman bagi semua orang. dengan menetapkan ekspektasi yang jelas, kami berharap bisa menciptakan lingkungan yang lebih baik di setiap gerai kami,” kata anderson.

starbucks menegaskan pengunjung yang melanggar aturan dapat diminta meninggalkan gerai.

jika diperlukan, staf akan memanggil pihak berwenang untuk mengatasi situasi tertentu.

selain itu, semua karyawan akan mendapatkan pelatihan khusus untuk memastikan penerapan kebijakan berjalan sesuai dengan standar yang ditetapkan.

mencabut kebijakan lama setelah insiden 2018

kebijakan ini menggantikan aturan lama yang diberlakukan pada 2018, menyusul insiden kontroversial di philadelphia, ketika dua pria kulit hitam ditangkap setelah menggunakan fasilitas starbucks tanpa membeli apa pun.

aturan terbuka yang diberlakukan saat itu dimaksudkan untuk mencegah diskriminasi dan memastikan semua orang merasa diterima.

namun, selama beberapa tahun terakhir, kebijakan ini justru memunculkan tantangan baru.

banyak gerai melaporkan perilaku tidak tertib, termasuk penggunaan narkoba dan situasi yang membahayakan staf serta pelanggan.

pada 2022, starbucks bahkan menutup 16 gerai di amerika serikat—termasuk di los angeles dan seattle karena masalah keamanan yang serius.

langkah baru di bawah kepemimpinan brian niccol

di bawah kepemimpinan ceo baru starbucks, brian niccol, langkah ini diambil sebagai upaya untuk mengembalikan suasana khas starbucks yang dikenal sebagai tempat nyaman untuk berkumpul.

niccol berfokus pada peningkatan keamanan dan pengalaman pelanggan, sambil membangkitkan kembali penjualan perusahaan yang sempat mengalami tekanan.

dengan aturan baru ini, starbucks berharap dapat menciptakan lingkungan yang lebih aman, nyaman, dan tetap menjadi tempat favorit bagi komunitas.

Tag
Share