bacakoran.co

Hukum Tradisi Ruwahan Menjelang Ramadhan, Bid'ah atau Sunnah? Ini Penjelasan Buya Yahya

Hukum tradisi ruwahan dalam Islam--Ist

BACAKORAN.CO - Menjelang bulan suci Ramadhan, masyarakat Indonesia memiliki tradisi unik yang dikenal sebagai Ruwahan.

Tradisi ini bukan sekadar ritual biasa, melainkan sebuah momen yang sarat makna.

Di mana keluarga dan komunitas berkumpul untuk mendoakan arwah para pendahulu.

Namun, di balik keindahan tradisi ini, muncul pertanyaan yang sering menggelayuti pikiran umat Islam.

Apakah Ruwahan termasuk bid'ah atau tradisi yang dianjurkan?

BACA JUGA:Jangan Asal! Maulid Nabi Bid'ah atau Tradisi Berharga? Ini Jawaban Keren dari Ustaz Adi Hidayat..

BACA JUGA:Ruwahan, Permintaan Sembako Naik

Buya Yahya memberikan pencerahan mengenai hukum dan makna di balik tradisi ini.

Dalam penjelasannya, beliau tidak hanya membahas aspek hukum, tetapi juga menyoroti nilai-nilai sosial dan spiritual yang terkandung dalam Ruwahan.

Mari telusuri lebih dalam pandangan Buya Yahya tentang tradisi Ruwahan, dan bagaimana kita bisa melaksanakannya dengan cara yang sesuai dengan ajaran Islam.

Dengan pemahaman yang tepat, kita dapat merayakan momen ini dengan penuh rasa syukur dan keikhlasan.

BACA JUGA:Sobat Muslim Wajib Tau! Maulid Nabi Bid'ah atau Bukan? Ini Jawaban Telak Ustaz Adi Hidayat..

BACA JUGA:Sering Dianggap Sepele! 5 Keistimewaan Bulan Syaban yang Jarang Diketahui, Ustaz Adi Hidayat Ungkap Rahasianya

Menjalin silaturahmi, serta mendoakan mereka yang telah mendahului kita.

Apa itu Tradisi Ruwahan?

Hukum Tradisi Ruwahan Menjelang Ramadhan, Bid'ah atau Sunnah? Ini Penjelasan Buya Yahya

Ainun

Ainun


bacakoran.co - menjelang bulan suci ramadhan, masyarakat indonesia memiliki tradisi unik yang dikenal sebagai .

ini bukan sekadar ritual biasa, melainkan sebuah momen yang sarat makna.

di mana keluarga dan komunitas berkumpul untuk mendoakan arwah para pendahulu.

namun, di balik keindahan tradisi ini, muncul pertanyaan yang sering menggelayuti pikiran umat islam.

apakah ruwahan termasuk bid'ah atau tradisi yang dianjurkan?

buya yahya memberikan pencerahan mengenai hukum dan makna di balik tradisi ini.

dalam penjelasannya, beliau tidak hanya membahas aspek hukum, tetapi juga menyoroti nilai-nilai sosial dan spiritual yang terkandung dalam ruwahan.

mari telusuri lebih dalam pandangan buya yahya tentang tradisi ruwahan, dan bagaimana kita bisa melaksanakannya dengan cara yang sesuai dengan ajaran islam.

dengan pemahaman yang tepat, kita dapat merayakan momen ini dengan penuh rasa syukur dan keikhlasan.

menjalin silaturahmi, serta mereka yang telah mendahului kita.

apa itu tradisi ruwahan?

tradisi ruwahan biasanya dilakukan pada bulan sya'ban.

di mana masyarakat berkumpul untuk mendoakan arwah para pendahulu, seperti orang tua, kakek, dan nenek yang telah meninggal dunia.

dalam acara ini, setelah doa dipimpin, biasanya disediakan makanan untuk dinikmati bersama.

keyakinan yang mendasari tradisi ini adalah bahwa bulan sya'ban adalah bulan yang penuh berkah.

dan mendoakan orang-orang terkasih adalah bentuk penghormatan dan kasih sayang.

buya yahya menjelaskan bahwa mendoakan orang yang telah meninggal adalah hal yang diperbolehkan dalam islam.

kapan saja kita boleh mendoakan mereka. 

ia menekankan bahwa tradisi ruwahan memiliki makna yang dalam, yaitu menjalin silaturahmi dan memperkuat ikatan sosial di antara masyarakat. 

menurut buya yahya, acara ruwahan bukan hanya sekadar mendoakan arwah, tetapi juga sebagai kesempatan untuk berkumpul dan berbagi makanan.

"ini adalah momen untuk menjalin keakraban sebelum memasuki bulan ramadhan," tambahnya.

dalam konteks ini, tradisi ruwahan dapat dilihat sebagai bentuk sedekah dan silaturahmi yang sangat dianjurkan dalam islam.

buya yahya menegaskan bahwa selama tradisi ruwahan dilakukan dengan niat yang baik dan tidak melanggar syariat, maka hal itu tidak termasuk bid'ah.

ia menjelaskan bahwa selama acara tersebut diarahkan sesuai dengan ajaran islam.

seperti mendoakan orang-orang yang telah meninggal dari kalangan , maka tradisi ini sah dan bahkan dianjurkan.

namun, buya yahya juga mengingatkan agar masyarakat tidak terjebak dalam keyakinan yang salah.

ia menekankan pentingnya memahami bahwa mendoakan arwah harus dilakukan dengan cara yang benar.

tanpa melibatkan praktik-praktik yang tidak sesuai dengan syariat.

"jika ada keyakinan yang tidak benar, kita harus menjelaskan dan mengarahkan kembali kepada ajaran yang benar," ujarnya.

tradisi ruwahan menjelang bulan puasa, menurut buya yahya, adalah sebuah kegiatan yang memiliki makna positif.

asalkan dilakukan dengan niat yang baik dan sesuai dengan ajaran islam.

mendoakan arwah adalah bagian dari kepada mereka yang telah mendahului kita.

dan acara ini juga menjadi sarana untuk mempererat silaturahmi di antara masyarakat.

dengan pemahaman ini, diharapkan umat islam dapat melaksanakan tradisi ruwahan dengan cara yang benar.

sehingga dapat memberikan manfaat baik bagi yang hidup maupun yang telah meninggal.

mari sambut bulan ramadhan dengan hati yang bersih dan penuh kasih sayang kepada sesama.

Tag
Share