bacakoran.co

Bukan Sekadar Gelut! Ini Alasan Carok di Madura Dianggap Sebagai Pertarungan Kehormatan

Carok di Madura bukan sekadar gelut, tetapi pertarungan kehormatan-Gambar Ist-

Bukan Sekadar Gelut! Ini Alasan Carok di Madura Dianggap Sebagai Pertarungan Kehormatan

Yudha IP

Yudha IP


bacakoran.co -  bukan sekadar perkelahian biasa, melainkan sebuah tradisi yang telah mengakar kuat di masyarakat madura.

istilah carok sendiri baru muncul pada abad ke-17, tepatnya saat masa pemerintahan kolonial belanda.

tradisi ini berkembang sebagai bentuk pertarungan demi harga diri dan kehormatan yang terus diwariskan secara turun-temurun.

dalam sejarahnya, carok dikaitkan dengan sosok legendaris asal madura, yaitu sakera.

ia dikenal sebagai mandor tebu di sebuah pabrik gula milik belanda.

kisah bermula ketika pihak belanda ingin memperluas lahan pabrik gulanya.

untuk mencapai tujuan tersebut, seorang tokoh bernama carik rembang diduga menggunakan cara licik dalam memperoleh tanah warga.

sakera, yang merasa tidak terima dengan tindakan tersebut, memilih untuk membela hak warga.

namun, carik rembang melaporkan tindakan sakera kepada belanda, yang akhirnya mengutus seorang petarung bernama markasan untuk menghabisi sakera.

bentrokan pun tak terhindarkan, dan pertempuran antara sakera dan markasan terjadi dengan sengit.

pada akhirnya, sakera harus kalah di tangan belanda.

namun, keberaniannya melawan ketidakadilan membuat namanya tetap dikenang sebagai simbol perlawanan dan kehormatan.

sejak saat itu, aksi carok semakin dikenal luas di madura dan dianggap sebagai jalan terakhir dalam menyelesaikan konflik yang berkaitan dengan harga diri.

meski telah menjadi bagian dari sejarah, carok tetap menjadi topik yang kontroversial.

banyak pihak yang berpendapat bahwa budaya ini seharusnya dikikis karena lebih banyak membawa dampak negatif dibandingkan manfaatnya.

namun, di sisi lain, sebagian masyarakat madura masih menjunjung tinggi nilai-nilai kehormatan yang terkandung dalam tradisi ini.

hingga kini, sejarah carok terus menjadi bagian dari cerita rakyat yang berkembang di madura.

kisah sakera tetap dikenang sebagai simbol keberanian, perlawanan terhadap ketidakadilan, dan perjuangan untuk mempertahankan harga diri.

berikut selengkapnya tentang maraknya aksi premanisme yang diduga dilakukan oleh kelompok etnis papua terhadap warga madura yang membuka warung kelontong.

ketegangan terjadi di yogyakarta setelah maraknya aksi premanisme yang diduga dilakukan oleh kelompok  terhadap warga  yang membuka warung kelontong.

insiden seperti mengambil barang tanpa membayar, pemukulan, hingga perusakan tempat usaha membuat geram forum keluarga madura yogyakarta (fkmy).  

tak tinggal diam, fkmy melayangkan  kepada tokoh masyarakat papua di yogyakarta, hendardo novriansiroen, pada 7 februari 2025.

dalam surat yang kini viral di media sosial, ketua fkmy rb jugil adiningrat dan sekretaris m. fahri hasyim menuntut jaminan agar aksi premanisme tersebut tidak terulang lagi.  

“jika saudara tidak bisa memberikan solusi jaminan yang bergaransi bagi kami untuk tidak melakukan lagi gangguan terhadap masyarakat madura di yogyakarta, maka kami menantang saudara untuk carok terbuka antara etnis papua di yogyakarta dan etnis madura di yogyakartayogyakarta, silahkan saudara tentukan tempat jam dan tanggalnya kami akan ikut ketentuan dari saudara,” tegas isi surat fkmy.  

meski mengeluarkan tantangan terbuka, fkmy masih membuka pintu dialog dengan tokoh papua di yogyakarta.

mereka berharap adanya solusi yang dapat memastikan keamanan masyarakat madura yang mencari nafkah di kota pelajar.  

di sisi lain, isu ini mendapat perhatian serius dari anggota dpr ri, slamet ariyadi, yang juga merupakan politisi asal madura.

ia mengimbau agar fkmy tetap mengedepankan keamanan dan kondusifitas di yogyakarta.  

“kalau bisa segera diselesaikan dengan cara musyawarah dan ada solusi terkait keluhan yang selama ini terjadi terhadap tretan madura di yogyakarta, saya berharap agar tretanku di yogyakarta bisa menahan diri,” ujar slamet ariyadi.  

tak hanya itu, ia juga mendesak aparat kepolisian, mulai dari polres hingga polda diy, untuk segera mengambil langkah tegas guna memberantas aksi premanisme yang meresahkan ini.  

“kami yakin tretan madura yang ada di yogyakarta tidak mungkin melakukan tindakan yang bisa mencoreng nama baik masyarakat madura, selagi hak mereka tidak diganggu,” tambahnya.  

hingga saat ini, belum ada respons resmi dari tokoh etnis papua di yogyakarta mengenai surat terbuka fkmy.

publik pun menunggu apakah permasalahan ini akan diselesaikan secara damai atau justru berujung pada konflik yang lebih besar.  

Tag
Share