Syok! Telanjur Masak 800 Bungkus Pepes, Pemilik Catering Rugi Besar Usai Dicancel Mendadak
Penipuan order catering oleh oknum militer palsu--Ist
"Saya Dea dari kesatuan Yonif Rider 400 Banteng Banyu Manik Semarang. Saya mau pesan pepes selama 4 hari, mulai tanggal 17 hingga 20 Maret, apakah masih bisa?" tulis pelaku melalui WhatsApp.
Tanpa rasa curiga, pemilik katering langsung mengiyakan permintaan tersebut. Sayangnya, setelah semua makanan sudah siap, pemesan tiba-tiba membatalkan orderan melalui telepon.
BACA JUGA:Sarang Penipuan Online Berkedok Kasino! 450 Ditangkap, 5 Bos China Diringkus!
BACA JUGA:Wah Bahaya ini, Real Madrid Incar Pemain yang Diinginkan Arsenal
Saat pemilik katering meminta pertanggungjawaban, pelaku justru mengabaikan dan bahkan menantang untuk dilaporkan ke pihak berwenang.
"Laporkan saja ke mana saja, terserah Ibu," ujar pelaku dengan nada santai.
Setelah menyadari bahwa dirinya tertipu, pemilik katering berusaha mencari kebenaran dengan mendatangi langsung markas Yonif Rider 400 Banteng.
Namun, pihak kesatuan militer tersebut menyatakan tidak pernah melakukan pemesanan katering dalam jumlah besar seperti yang diklaim oleh pelaku.
BACA JUGA:Sarang Penipuan Online Berkedok Kasino! 450 Ditangkap, 5 Bos China Diringkus!
BACA JUGA:Gagal Study Tour! Puluhan Mahasiswa Unihaz Terlantar di Bandara Akibat Dugaan Penipuan Travel
Sayangnya, pemilik katering tidak sempat meminta DP karena pelaku berjanji akan membayar secara tunai setelah makanan dikirimkan.
Akibatnya, ia harus menanggung sendiri kerugian besar dari bahan makanan dan tenaga yang sudah dikeluarkan.
Agar makanan tidak terbuang sia-sia, pemilik katering akhirnya memutuskan untuk membagikan 800 bungkus pepes secara gratis kepada warga sekitar.
Kejadian ini menjadi pelajaran bagi para pelaku usaha katering dan bisnis makanan lainnya agar lebih berhati-hati dalam menerima pesanan dalam jumlah besar, terutama jika tanpa uang muka (DP).
BACA JUGA:Terbongkar! Istri Polisi di Jambi Dalangi Penipuan Gestun Rp 4,8 Miliar, Puluhan Korban Rugi Besar