Bocah yang Terpantau CCTV Berjalan di Jembatan Ditemukan Mengapung Dialiran Sungai Komering
EVAKUASI : Tim BPBD OKU Timur mengevakuasi jasad Naura Putri Nurul (10) yang tenggelam di Sungai Komering. (foto ist)--
BACAKORAN.CO -- Setelah dilakukan sekira 3 hari pencarian, hilangnya Naura Putri Nurul (10), warga Desa Bantan Pelita, Kecamatan BP Peliung, Kabupaten OKU Timur, Sumatera Selatan yang Minggu siang, 13 April 2025 terpantau terakhir di CCTV berjalan ke arah jembatan di sekitar aliran Sungai Komering akhirnya membuahkan hasil.
Bocah perempuan itu, Rabu 16 April 2025 sekitar pukul 10.20 WIB di temukan mengapung di alias Sungai Komering oleh Tim Gabungan dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) OKU Timur dan aparat kepolisian.
Kapolsek Madang Suku II, Ipt.u Ario Wibowo, mengatakan, jasad Naura ditemukan pertamakali oleh warga yang melihat tubuh manusia mengapung di permukaan air aliran Sungai Komering.
“Begitu mendapat laporan dari warga, kami langsung berkoordinasi dengan perangkat desa dan tim BPBD untuk melakukan evakuasi. Korban berhasil diangkat dari sungai dan dibawa ke rumah duka,” jelas Iptu Ario Wibowo.
BACA JUGA:Sudah di Tutup Permanen, Gorong-gorong Jebol, Ratusan Rumah di Perumnas Sekayu Teramcam Tenggelam
BACA JUGA:2 Korban Perahu Tenggelam di Sungai Rawas Ditemukan Tak Bernyawa
Naura dikenal sebagai sosok anak yang ceria dan aktif di lingkungan tempat tinggalnya. Kepergiannya yang mendadak dan tragis menyisakan duka mendalam, baik bagi keluarga maupun warga Desa Bantan Pelita.
Diwartakan sebelumnya, Naura Putri Nurul dinyatakan hilang sejak Minggu siang, 13 April 2025. Pihak keluarga yang berusaha mencari, hingga Minggu sore tak kunjung menemukan Naura.
Terpantau CCTV rumah pribadi Kepala Desa setempat, pada Minggu siang sekira pukul 12.02 WIB, Naura terlihat bermain di pinggir jalan.
Dia lalu berjalan ke arah jembatan yang berada dekat Sungai Komering. Setelah itu, sosoknya tak tampak lagi. Naura diduga hanyut dan tenggelam.
BACA JUGA:Perampokan Agen BRILink Tanjung Raja Ternyata Hanya Rekayasa, Siti Fatimah Pukul Sendiri Kepalanya
Kapolres OKU Timur AKBP Kevin Leleury SIK MSi melalui Kapolsek BP Peliung Iptu Wilson Hutahaean SH, mengakui Minggu malam sekir pukul 21.00 WIB, peristiwa hilangnya Naura di laporkan secara resmi ke polisi. "Laporan resmi disampaikan ke Polsek BP Peliung pada pukul 21.00 WIB," jelas Kapolsek.
Menurut Kapolsek, berdasarkan keterangan pihak keluarga, siang itu sekira pukul 11.45 WIB, Naura baru pulang dari pesta ulang tahun sepupunya. “Naura diantar pulang oleh bibinya,"jelasnya.
Lalu setelah berganti pakaian, sekira pukul 12.00 WIB, Naura keluar rumah tanpa sepengetahuan orang tuanya. "Namun kemudian Naura tak kunjung pulang hingga membuat khawatir orang tuanya. Merek mencari keberadaan Naura di sekitar desa namun tak di temukan,"katanya.
Kabar itu cepat menyebar, beberapa warga berinisiatif melihat CCTV rumah warga di sekitar jalan yang mungkin di lintasi korban. Ketika itulah Naura terlihat berjalan ke arah jembatan di dekat Sungai Komering. Bocah itu kemudian diduga hanyut dan tenggelam.
BACA JUGA:Cuan dari Rebahan! 3 Aplikasi Penghasil Saldo DANA Rp 350 Ribu, Wajib Dicoba Anak Gen Z
Senin pagi (14/4) pencarian pun dilakukan secara besar-besaran melibatkan tim gabungan dari Polsek BP Peliung, Koramil 0403 Martapura, BPBD OKU Timur, Basarnas Unit OKU Raya, serta perangkat desa dan masyarakat sekitar.
Kepala Kantor SAR Palembang Raymond Konstantin membenarkan bahwa informasi kejadian diterima pada Senin pukul 09.15 WIB.
Ia langsung menginstruksikan tim rescue dari Unit Siaga SAR OKU Timur berangkat ke lokasi dengan membawa peralatan lengkap untuk pencarian di perairan.
"Informasi yang kami terima menyebut korban terakhir terlihat bermain di sekitar rumah yang tidak jauh dari Sungai Komering. Dugaan sementara korban jatuh dan tenggelam," jelas Raymond.
BACA JUGA:Kejam! Pemain Sirkus OCI Taman Safari Tetap Atraksi Saat Hamil, Dipisahkan dari Anak Usai Lahiran
BACA JUGA:Program Rumah Subsidi untuk Wartawan Ditolak AJI, IJTI, dan PFI, Ini Alasannya!
Pencarian dilakukan dengan membagi tim menjadi dua unit: SRU 1 menyisir aliran sungai menggunakan perahu karet sejauh 5 km dengan manuver khusus untuk menciptakan gelombang air yang dapat mengangkat benda dari dalam sungai.
Sementara SRU 2 melakukan pencarian darat menggunakan metode Detection Mode, menyisir wilayah pesisir dan menyebarkan informasi kepada warga.