bacakoran.co – kabar kurang sedap datang dari .
indonesia kini membengkak ke angka fantastis, menembus us$430,4 miliar atau setara lebih dari rp7.100 triliun.
penyebab utang meroket
dalam laporan resmi bi yang dirilis kamis (15/5/2025), penyumbang terbesar kenaikan uln adalah utang pemerintah, yang naik 7,6 persen secara tahunan (year on year) menjadi us$206,9 miliar atau setara rp3.413 triliun.
kenaikan ini dipicu oleh penarikan pinjaman baru dan masuknya modal asing lewat surat berharga negara (sbn) internasional.
“perkembangan ini didorong oleh penarikan utang dan peningkatan aliran masuk modal asing,” tulis bi dalam laporan tersebut.
pemanfaatan utang
utang tersebut dimanfaatkan untuk sejumlah hal seperti jasa kesehatan dan sosial sebesar 22,4 persen, administrasi pemerintahan, pertahanan, dan jaminan sosial sebesar 18,5 persen, dan jasa pendidikan sebesar 16,5 persen.
lalu konstruksi sebesar 12 persen, dan transportasi dan pergudangan sebesar 8,7 persen.
yang jadi perhatian, 99,9 persen dari uln pemerintah adalah utang jangka panjang, artinya akan terus jadi beban negara dalam waktu lama.
uln swasta malah menyusut
di sisi lain, uln sektor swasta justru menurun sebesar 1,2 persen, menjadi us$195,5 miliar atau sekitar rp3.225 triliun.
kontraksi ini disebabkan oleh melemahnya permintaan utang dari sektor industri non-keuangan, yang kini mulai lebih berhati-hati dalam ekspansi dan pembiayaan luar.
sektor-sektor swasta yang masih mendominasi uln antara lain industri pengolahan, jasa keuangan dan asuransi, listrik dan gas, serta pertambangan.
bi: tenang, utang masih aman
meski angka membengkak drastis, bank indonesia menegaskan jika struktur utang masih “aman” dan terkendali.
rasio utang terhadap produk domestik bruto (pdb) disebut stabil di angka 30,6 perse, serta didominasi oleh utang jangka panjang (84,7 persen).