Parah! Pecandu Rokok Vape di Indonesia Melonjak Tajam, Tertinggi dari Kalangan Ini!
Pecandu rokok vape usia 15 tahun ke atas melonjak signifikan, dimana lonjakan tertinggi terjadi pada kalangan remaja dan dewasa [email protected]/freepik
BACA JUGA:Belum Temukan Penyebaran Narkoba Melalui Liquid Vape
Riset oleh Putra dkk. (2019) memperkuat ancaman vape.
Baik vape maupun rokok konvensional sama-sama menyebabkan edema alveolus (cairan di paru), kerusakan dinding alveoli (paru), infiltrasi sel radang, dan penurunan kemampuan bernapas.
“Kalau paru rusak, sistem pernapasan jebol. Ujungnya (terjadi) penyakit kronis seumur hidup,” kata dr. Agus.
Kasus Kematian akibat Vape
BACA JUGA:Bus Pahala Kencana Terbakar di Bangkalan Madura, Warga Jarah Rokok Ilegal yang Berserakan
BACA JUGA:Anda Perokok Tapi Tidak Mau Berqurban, Hati-hati, Begini Penjelasan Ustad Abdul Somad
Amerika Serikat mencatat 68 kematian akibat EVALI dalam 2019–2020.
Kini, kasus serupa mulai bermunculan di Indonesia.
Pasien di Sumatera Utara dan Yogyakarta bahkan harus dirawat intensif di ICU karena kerusakan paru parah akibat vape.
Berhenti Merokok Gak Bisa Cuma Modal Niat
BACA JUGA:Polisi Grebek Wanita Pengedar Sabu, Sembunyikan Barang Bukti di Bungkus Rokok
BACA JUGA:Heboh! Jonathan Frizzy Resmi Jadi Tersangka Usai Tersandung Kasus Rokok Listrik yang Berbahaya
Meski 63,4% perokok ingin berhenti, 9 dari 10 gagal tanpa bantuan profesional.
Kecanduan nikotin bukan perkara sepele.
“Kita butuh strategi total, bukan sekadar niat,” jelas dr. Agus.