bacakoran.co - adalah kota yang dikenal dengan keindahan alam dan harmoni musiknya, kini tengah menghadapi ironi yang mencemaskan: darurat sampah.
selama lebih dari dua pekan terakhir, mengular di berbagai titik kota, terutama di kawasan tps ahuru arbes, hingga mencapai panjang ratusan meter.
bau menyengat, jalanan yang , dan ancaman kesehatan mulai menghantui warga yang setiap hari harus beraktivitas di tengah kondisi yang kian memburuk.
krisis ini bukan hanya soal estetika kota, tapi juga menyangkut martabat dan kenyamanan hidup masyarakat.
bahkan, sejumlah tokoh pemuda dan akademisi menyebut ambon kini layak dijuluki ambon badaki sebagai bentuk kritik terhadap lambannya penanganan dari pemerintah kota.
masalah ini tak bisa dibiarkan berlarut.
jika tak segera ditangani, bukan hanya lingkungan yang tercemar, tapi juga citra ambon sebagai destinasi wisata unggulan di timur indonesia yang ikut tercoreng.
sampah mengular 500 meter, jalan tertutup bau menyengat
pantauan di lapangan menunjukkan bahwa sampah telah mengular hingga 500 meter, meluber ke badan jalan, dan menimbulkan bau tak sedap yang menyengat.
musim penghujan memperparah situasi, karena air hujan membawa limbah ke area pemukiman dan lalu lintas.
warga yang tinggal di sekitar tps ahuru mengaku terganggu secara fisik dan psikologis.
“kami terpaksa menghirup udara kotor setiap hari. ini bukan lagi soal kenyamanan, tapi soal kesehatan,” keluh salah satu warga.
kritik tajam untuk pemerintah kota
kondisi darurat ini memicu reaksi keras dari berbagai elemen masyarakat.
ketua pemuda muhammadiyah maluku, mohammad ansari, menilai bahwa pemerintah kota ambon tidak serius dalam menangani persoalan sampah.
ia menegaskan bahwa ini bukan sekadar masalah estetika, tetapi menyangkut kesehatan dan kenyamanan warga.
senada dengan itu, ketua knpi maluku, arman kalean, menyebut bahwa julukan “ambon badaki” kini terasa relevan.
ia menuntut pemkot ambon untuk bertanggung jawab penuh dan segera mengambil langkah konkret, seperti menambah jumlah tps, meningkatkan frekuensi pengangkutan, dan memperbaiki sistem manajemen kebersihan.
dampak sosial dan ekonomi
krisis sampah ini juga berdampak pada sektor pariwisata dan ekonomi lokal.
wisatawan enggan berkunjung ke kota yang dipenuhi sampah, sementara pedagang dan pelaku usaha kecil mengeluhkan penurunan omzet akibat lingkungan yang tidak bersih.
akademisi iain ambon, jufri patilouw, menekankan pentingnya kolaborasi lintas sektor dalam menyelesaikan masalah ini, termasuk melibatkan tokoh agama, pemuda, dan masyarakat.
solusi dan harapan
untuk keluar dari krisis ini, dibutuhkan langkah cepat dan strategis.
pemerintah harus memperbaiki sistem pengelolaan sampah secara menyeluruh, mulai dari edukasi masyarakat, peningkatan infrastruktur, hingga pengawasan yang ketat.
masyarakat juga perlu dilibatkan aktif dalam menjaga kebersihan lingkungan.
ambon tidak boleh terus-menerus terjebak dalam stigma kota kotor.
dengan komitmen bersama dan tindakan nyata, kota ini bisa bangkit dan kembali menjadi kebanggaan maluku.
saatnya ambon bersih, sehat, dan layak huni.