bacakoran.co

Mengerikan! Perang Israel dan Ancaman Nuklir Iran: Dunia di Ujung Tanduk

Mengerikan! Perang Israel dan Ancaman Nuklir Iran: Dunia di Ujung Tanduk--CICI AI

BACAKORAN.CO - Ancaman kekuatan nuklir Iran terus menjadi perhatian utama komunitas internasional, menimbulkan keresahan yang mendalam di antara berbagai negara, terutama negara-negara Barat. 

Amerika Serikat (AS), sebagai salah satu negara yang paling vokal terhadap isu proliferasi nuklir, telah berulang kali berupaya menjalin dialog dengan Teheran. 

Namun, setiap ajakan yang disampaikan Washington untuk membuka jalur diplomasi justru ditolak secara langsung dan tegas oleh Iran, mempertegas betapa kompleks dan tegangnya dinamika hubungan kedua negara.

Sementara AS terus mengalami jalan buntu, tiga negara besar Eropa, Inggris, Prancis, dan Jerman, yang tergabung dalam kelompok diplomatik yang dikenal sebagai E3, mengambil langkah alternatif dengan menginisiasi perundingan mereka sendiri bersama Iran. 

BACA JUGA:Jokowi Rayakan Ulang Tahun Ke-64, Netizen Salfok Kondisi Kulitnya Banyak Bercak Putih, Sakit Apa?

BACA JUGA:Tak Perlu Izin, Viral Kapal Induk USS Nimitz Lintasi Perairan Indonesia, Begini Penjelasannya

Pada Jumat, 20 Juni 2025, ketiga negara tersebut menggelar diskusi intensif di Jenewa, Swiss, dalam rangka mencari titik temu atas kekhawatiran dunia terkait program nuklir Iran. 

Sayangnya, meskipun berlangsung selama beberapa jam, pembicaraan itu belum membuahkan hasil yang signifikan, bahkan belum ada tanda-tanda kesepakatan yang akan segera tercapai.

Seorang pejabat senior dari pihak Iran menyampaikan kepada Reuters bahwa seluruh proposal yang diajukan oleh perwakilan E3 dinilai tidak realistis dan jauh dari ekspektasi Teheran. 

"Diskusi dan usulan yang disampaikan pihak Eropa di Jenewa tidak merefleksikan kenyataan politik dan keamanan kawasan. Jika mereka tetap bersikeras, maka perundingan ini tidak akan membawa kemajuan yang berarti dalam hubungan antara Iran dan Eropa," ujar pejabat tersebut, yang meminta agar identitasnya dirahasiakan. 

BACA JUGA:Terekam Kamera! Mobil Putih Nekat Terobos Dua Gerbang Tol Sekaligus, Polisi Buru Pengemudi

BACA JUGA:Serang Iran Lagi, Israel Rudal Fasilitas Nuklir Isfahan, Tak Ada Masalah Serius!

Meski demikian, pejabat itu juga menegaskan bahwa pemerintah Iran tidak menutup diri sepenuhnya. 

Usulan-usulan tersebut saat ini tengah ditelaah secara internal di Teheran, dan tanggapan resmi dari pihak Iran akan diberikan pada pertemuan lanjutan yang direncanakan di masa mendatang.

Mengerikan! Perang Israel dan Ancaman Nuklir Iran: Dunia di Ujung Tanduk

Ayu

Ayu


bacakoran.co - ancaman kekuatan nuklir iran terus menjadi perhatian utama komunitas internasional, menimbulkan keresahan yang mendalam di antara berbagai negara, terutama negara-negara barat. 

amerika serikat (as), sebagai salah satu negara yang paling vokal terhadap isu proliferasi nuklir, telah berulang kali berupaya menjalin dialog dengan teheran. 

namun, setiap ajakan yang disampaikan washington untuk membuka jalur diplomasi justru ditolak secara langsung dan tegas oleh iran, mempertegas betapa kompleks dan tegangnya dinamika hubungan kedua negara.

sementara as terus mengalami jalan buntu, tiga negara besar eropa, inggris, prancis, dan jerman, yang tergabung dalam kelompok diplomatik yang dikenal sebagai e3, mengambil langkah alternatif dengan menginisiasi perundingan mereka sendiri bersama iran. 

pada jumat, 20 juni 2025, ketiga negara tersebut menggelar diskusi intensif di jenewa, swiss, dalam rangka mencari titik temu atas kekhawatiran dunia terkait program nuklir iran. 

sayangnya, meskipun berlangsung selama beberapa jam, pembicaraan itu belum membuahkan hasil yang signifikan, bahkan belum ada tanda-tanda kesepakatan yang akan segera tercapai.

seorang pejabat senior dari pihak iran menyampaikan kepada reuters bahwa seluruh proposal yang diajukan oleh perwakilan e3 dinilai tidak realistis dan jauh dari ekspektasi teheran. 

"diskusi dan usulan yang disampaikan pihak eropa di jenewa tidak merefleksikan kenyataan politik dan keamanan kawasan. jika mereka tetap bersikeras, maka perundingan ini tidak akan membawa kemajuan yang berarti dalam hubungan antara iran dan eropa," ujar pejabat tersebut, yang meminta agar identitasnya dirahasiakan. 

meski demikian, pejabat itu juga menegaskan bahwa pemerintah iran tidak menutup diri sepenuhnya. 

usulan-usulan tersebut saat ini tengah ditelaah secara internal di teheran, dan tanggapan resmi dari pihak iran akan diberikan pada pertemuan lanjutan yang direncanakan di masa mendatang.

menariknya, baik iran maupun e3 menunjukkan itikad untuk melanjutkan dialog, kendati jadwal pertemuan selanjutnya belum ditentukan. 

menurut sejumlah diplomat eropa yang terlibat dalam proses negosiasi, pembicaraan di jenewa bertujuan untuk menguji seberapa besar kesiapan iran dalam membuka lembaran baru dan membahas kemungkinan kesepakatan nuklir yang lebih modern dan komprehensif. 

namun, situasi geopolitik yang terjadi saat ini justru memperkeruh proses diplomasi tersebut.

terutama karena iran masih terlibat konflik bersenjata secara langsung dengan israel, sebuah perang yang telah merenggut banyak korban jiwa dan belum menunjukkan tanda-tanda mereda.

negara-negara barat, termasuk eropa dan as, sejauh ini belum mampu memaksa israel menghentikan operasi militernya terhadap iran. 

dua diplomat eropa mengakui bahwa, sekalipun ada upaya untuk menyeimbangkan tekanan, prospek untuk mencapai gencatan senjata dalam waktu dekat masih sangat kecil.

dalam kondisi seperti ini, ruang negosiasi menjadi sangat terbatas karena iran tidak ingin berbicara di bawah tekanan atau ancaman senjata.

hubungan diplomatik antara iran dan as pun semakin rumit setelah menteri luar negeri iran, abbas araghchi, secara terang-terangan menyatakan bahwa negaranya tidak akan berunding dengan pemerintahan yang berada di bawah pengaruh donald trump. 

pernyataan ini menutup peluang keterlibatan langsung as dalam negosiasi, setidaknya untuk saat ini, dan semakin memperbesar tanggung jawab diplomatik negara-negara eropa sebagai penengah. 

presiden prancis emmanuel macron bahkan telah melakukan komunikasi langsung dengan presiden iran, masoud pezeshkian. 

dari dialog tersebut, kedua pihak dikabarkan sepakat untuk mempercepat proses negosiasi, meskipun hasil konkret belum terlihat.

macron menekankan kembali sikap eropa bahwa iran tidak boleh, dalam keadaan apa pun, memiliki senjata nuklir. 

kendati iran secara konsisten mengklaim bahwa program nuklirnya sepenuhnya bertujuan damai, tetap saja skeptisisme tinggi muncul dari pihak barat. 

mereka mencurigai kemungkinan bahwa iran menyimpan ambisi tersembunyi yang bisa mengarah pada pengembangan senjata nuklir.

beberapa pejabat senior eropa menyatakan bahwa iran sesungguhnya lebih terbuka membicarakan isu-isu regional atau geopolitik daripada membahas detil teknis program nuklirnya. 

salah satu pernyataan dari pejabat tersebut menyebutkan, “iran menyambut baik jalur diplomasi, namun bukan dalam situasi di mana mereka tertekan atau dibayangi ancaman peperangan.”

kalimat ini mencerminkan kondisi psikologis dan politis yang dihadapi iran saat ini: ingin berbicara, tapi hanya dalam kondisi yang menurut mereka adil dan setara.

Tag
Share