bacakoran.co

Gegara Trump-Powell, Dolar AS Tersungkur Dihajar Rupiah, Melesat ke Rp 16.250!

Pernyataan Jerome Powell soal belum akan pangkas suku bunga acuan dalam waktu dekat dan pengumuman gencatan senjata Iran-Israel oleh Trump buat dolar AS tersungkur dihajar rupiah.--arsip bacakoran.co

BACAKORAN.CO – Pernyataan Gubernur The Fed Jerome Powell dan sikap Donald Trump atas konflik Timur Tengah membuat dolar Amerika Serikat (AS) tersungkur dihajar rupiah.

Nilai tukar rupiah hari ini menguat tajam ke level Rp16.250 per dolar AS.

Mengacu pada data Refinitiv, Rabu (25/6/2025) pagi, rupiah dibuka menguat 0,58% dibandingkan penutupan kemarin di Rp16.345 per dolar AS.

Kenaikan ini melanjutkan tren positif sebelumnya yang mencatatkan penguatan 0,82%.

BACA JUGA:BSU 2025 Resmi Cair, Tapi Ekonom Bilang: Jangan Terlalu Senang Dulu!

BACA JUGA:Satgas Koperasi Merah Putih Dibentuk, Prabowo Tunjuk Sosok Ini sebagai Ketua!

Sementara itu, Indeks Dolar AS (DXY)--barometer kekuatan dolar terhadap enam mata uang utama--juga tak kuasa melawan tekanan.

Tercatat, DXY turun tipis 0,02% ke 97,84, setelah sehari sebelumnya anjlok 0,57%.

Apa yang Bikin Dolar Tersungkur?

Gubernur The Fed Jerome Powell bikin pasar tercengang saat menyampaikan jika pemangkasan suku bunga belum akan terjadi dalam waktu dekat.

BACA JUGA:Kode Promo Grab Hari ini 25 Juni 2025, Sikat Diskon Berlipat GrabBike, GrabCar dan GrabFood

BACA JUGA:Diskon Melejit! Kode Promo Gojek Hari ini 25 Juni 2025, GoCar Potongan Harga Rp 30 Ribu, GoPay Rp 40 Ribu

Ia menegaskan The Fed akan wait and see terhadap dampak ekonomi dari kebijakan tarif Presiden Donald Trump, khususnya di tengah gejolak perang dagang dan militer.

Tak hanya itu, pengumuman gencatan senjata mendadak antara Israel dan Iran oleh Trump ikut menggerus daya tarik dolar sebagai safe haven.

Investor global mulai berani ambil risiko (risk-on), dan rupiah ikut kecipratan berkahnya.

Gegara Trump-Powell, Dolar AS Tersungkur Dihajar Rupiah, Melesat ke Rp 16.250!

Ramadhan Evrin

Ramadhan Evrin


bacakoran.co – pernyataan gubernur jerome powell dan sikap donald trump atas membuat dolar amerika serikat (as) tersungkur dihajar rupiah.

nilai tukar rupiah hari ini menguat tajam ke level rp16.250 per dolar as.

mengacu pada data refinitiv, rabu (25/6/2025) pagi, rupiah dibuka menguat 0,58% dibandingkan penutupan kemarin di rp16.345 per dolar as.

kenaikan ini melanjutkan tren positif sebelumnya yang mencatatkan penguatan 0,82%.

sementara itu, indeks dolar as (dxy)--barometer kekuatan dolar terhadap enam mata uang utama--juga tak kuasa melawan tekanan.

tercatat, dxy turun tipis 0,02% ke 97,84, setelah sehari sebelumnya anjlok 0,57%.

apa yang bikin dolar tersungkur?

gubernur the fed jerome powell bikin pasar tercengang saat menyampaikan jika pemangkasan suku bunga belum akan terjadi dalam waktu dekat.

ia menegaskan the fed akan wait and see terhadap dampak ekonomi dari kebijakan tarif presiden donald trump, khususnya di tengah gejolak perang dagang dan militer.

tak hanya itu, pengumuman gencatan senjata mendadak antara israel dan iran oleh trump ikut menggerus daya tarik dolar sebagai safe haven.

investor global mulai berani ambil risiko (risk-on), dan rupiah ikut kecipratan berkahnya.

"kombinasi powell yang 'dovish' dan trump yang bikin kejutan lewat gencatan senjata langsung mengubah arah arus modal ke pasar negara berkembang. rupiah jadi bintang!" ujar seorang analis pasar valas.

harga minyak turun, rupiah makin hepi

kabar gembira lainnya, harga minyak dunia turun usai meredanya ketegangan di timur tengah.

ini jadi angin segar buat indonesia yang merupakan net importer minyak.

artinya, tekanan terhadap neraca perdagangan bisa berkurang, dan itu otomatis memperkuat nilai tukar rupiah.

tapi waspada, belum aman 100%

meski terlihat perkasa pagi ini, rupiah masih harus waspada. ketidakpastian global, potensi serangan lanjutan, dan keputusan the fed yang berubah-ubah bisa kapan saja mengguncang pasar.

“ini kemenangan sementara, bukan final. pasar sangat sensitif, apalagi kalau selat hormuz kembali ditutup atau tensi iran-israel memanas lagi,” ujar ekonom dari global market insight.

Tag
Share