Viral Masjid di Depok Digembok Gegara Banyak Anak Kecil Main, Netizen Marah: Berasa Milik Pribadi!
Masjid di Depok digembok di luar waktu salat demi cegah anak-anak bermain/Kolase Bacakoran.co--Instagram @lambe_turah
BACAKORAN.CO - Sebuah video viral memperlihatkan kondisi pagar Masjid Al Mubarok di Depok, Jawa Barat, digembok dan hanya dibuka saat waktu salat fardhu, tengah menyita perhatian warganet.
Kejadian ini memicu kontroversi dan perdebatan hangat mengenai keterbukaan rumah ibadah terhadap masyarakat, terutama anak-anak dan remaja.
Dalam video yang pertama kali diunggah oleh akun Instagram @lambe_turah, terlihat pagar masjid terkunci rapat dengan rantai.
Papan pengumuman bertuliskan “dibuka saat sholat 5 waktu” terpajang jelas di pagar, menjadi simbol pembatasan akses bagi mereka yang ingin memanfaatkan masjid sebagai tempat berkumpul di luar jam salat.
BACA JUGA:Geger! Masjid di Mataram Digusur, Pemkot Sebut Sudah Dapat Izin MUI, Benarkah?
Namun, yang membuat video ini menyayat hati adalah narasi yang datang dari perekamnya sendiri yang merupakan seorang marbot masjid.
Dengan nada lirih, ia menyampaikan pengunduran dirinya dari jabatan marbot dan pengurus masjid, sebagai bentuk protes terhadap kebijakan penutupan.
“Saya sebagai marbot masjid Al Mubarok mengundurkan diri sebagai marbot dan mengundurkan diri sebagai pengurus masjid. Kenapa? Karena masjid kita ini sekarang sudah digembok hanya dibuka pada waktu sholat,” ucapnya pilu.
Marbot tersebut mengungkapkan kekecewaannya bukan hanya karena akses jamaah dibatasi, tapi juga karena anak-anak kehilangan ruang aman untuk berkumpul dan belajar tentang nilai-nilai keislaman secara informal.
BACA JUGA:Perang Meletus?! India Gempur 5 Titik di Pakistan, Masjid Hancur dan Korban Berguguran!
BACA JUGA:Waduh Puluhan Juta Uang Kas Masjid di Lubuklinggau Dipakai Untuk Kepentingan Pribadi Ketuanya
“Dulu pengurus nanya ke saya gimana caranya biar remaja aktif di masjid. Sekarang faktanya, jangankan untuk aktif di masjid, untuk datang pun susah. Ini digembok,” tuturnya.
Ia juga menanggapi asumsi bahwa keberadaan anak-anak akan mengganggu kekhusyukan ibadah.