bacakoran.co - warga kecamatan jatiasih, kota bekasi, digemparkan oleh peristiwa memilukan yang terjadi pada jumat dini hari, 20 juni 2025. 

sebuah tragedi mengejutkan terjadi di lingkungan padat penduduk, saat seorang ibu rumah tangga bernama mi, berusia 58 tahun, menjadi korban aksi kekerasan yang diduga dilakukan oleh anak kandungnya sendiri, berinisial l. 

peristiwa tersebut terjadi di kediaman mereka yang terletak di kawasan jatiasih, dan menyisakan duka mendalam serta pertanyaan besar dari masyarakat sekitar.

insiden tragis ini pertama kali terungkap ketika mi, dalam keadaan terluka parah dan tubuhnya berlumuran darah, berupaya menyelamatkan diri. 

ia keluar dari rumah dan berjalan terseok-seok menyusuri jalan demi mencari pertolongan. 

dengan sisa tenaga yang ada, korban berhasil menarik perhatian petugas perlindungan masyarakat (linmas) yang sedang bertugas malam di area sekitar. 

sontak petugas linmas tersebut langsung menghubungi ketua rt setempat, sanin, untuk melaporkan kejadian tersebut.

“saya ditelepon oleh linmas saya sekitar pukul dua dini hari. ia bilang ada warga yang keluar rumah dengan kondisi mengenaskan, tubuhnya dipenuhi darah dan memohon pertolongan,” ujar sanin ketika diwawancarai pada kamis, 26 juni 2025. 

tanpa menunggu lama, sanin segera menuju lokasi kejadian untuk melihat langsung kondisi korban.

setibanya di sana, sanin mengaku sangat terkejut dengan apa yang ia lihat. 

“luka-lukanya sangat banyak. di pergelangan tangan, paha, pipi sebelah kiri, mata kaki, hingga pinggang. sepertinya luka tusukan benda tajam, kemungkinan besar menggunakan pisau,” ungkapnya dengan nada prihatin. 

melihat kondisi mi yang sudah sangat kritis dan kesakitan, sanin segera membawa korban ke rumah sakit terdekat untuk mendapatkan pertolongan medis sesegera mungkin. 

"saya tidak menunggu ambulans. saya sendiri yang antar, karena kondisinya sudah sangat lemah," imbuhnya.

mi diketahui tinggal bersama l, anak kandungnya, setelah berpisah dari sang suami. 

sejak ditinggal kakaknya yang sudah menikah dan berpindah rumah, mi dan l tinggal hanya berdua. 

meski tinggal di lingkungan yang cukup padat dan ramai, keluarga ini dikenal tertutup dan jarang berinteraksi dengan warga sekitar. 

“ibu mi sebenarnya punya usaha warung kecil. setiap pagi beliau pergi ke toko, dan biasanya pulang saat hari mulai gelap. jadi memang interaksinya dengan tetangga sangat terbatas,” tambah sanin, menjelaskan karakter korban.

pasca kejadian, setelah mendapat perawatan intensif di rumah sakit, mi kemudian dipindahkan ke rumah anaknya yang lain di wilayah rawalumbu, untuk pemulihan sekaligus perlindungan lebih lanjut. 

kejadian ini tidak hanya menyisakan luka fisik, tetapi juga trauma mendalam baik bagi korban maupun masyarakat setempat yang tidak menyangka hal seperti ini bisa terjadi di lingkungan mereka sendiri.

hingga saat ini, motif pasti di balik aksi penganiayaan keji tersebut masih belum diketahui.

aparat kepolisian dari polsek jatiasih dan polres metro bekasi kota masih terus melakukan penyelidikan untuk mengungkap latar belakang peristiwa yang mengguncang warga ini. 

sejumlah saksi sudah dimintai keterangan, dan pihak kepolisian mengaku tengah mendalami kondisi psikologis pelaku untuk mengetahui apakah ada faktor tertentu yang memengaruhi tindakannya.

peristiwa ini menjadi peringatan keras bahwa kekerasan dalam lingkup keluarga masih menjadi isu yang sangat serius dan membutuhkan perhatian dari seluruh pihak. 

masyarakat pun diimbau untuk lebih peka terhadap kondisi lingkungan sekitar, dan tidak segan melapor jika mencurigai adanya kekerasan domestik.