bacakoran.co - situasi di laut merah kembali memanas setelah kelompok houthi dari yaman mengklaim telah menenggelamkan kapal kargo magic seas.
insiden ini terjadi hanya sehari sebelum serangan terhadap kapal eternity c, menandai kembalinya eskalasi bersenjata setelah periode relatif tenang selama beberapa bulan.
menurut berbagai sumber internasional, magic seas diserang menggunakan drone dan senjata berat—termasuk granat serta kapal tak berawak yang membawa bahan peledak.
serangan ini memaksa seluruh awak kapal untuk meninggalkan kapal di tengah laut yang sedang bergolak.
dilansir bacakoran.co dari al jazeera, kamis (10/7), seluruh kru berhasil menyelamatkan diri, namun detail mengenai kondisi dan keberadaan mereka hingga kini masih belum jelas.
beberapa laporan menyebut masih ada kru yang dalam pencarian, sementara pihak houthi mengklaim telah memberikan bantuan kepada korban selamat.
kelompok houthi secara terbuka mengaku bertanggung jawab atas serangan ini, menyebut bahwa kapal magic seas dimiliki perusahaan yang memiliki hubungan dengan israel dan karenanya dianggap sebagai “target sah.”
aksi tersebut diklaim sebagai bentuk solidaritas terhadap palestina, menyusul agresi militer israel di gaza.
serangan terjadi saat kapal sedang melintasi jalur pelayaran krusial menuju terusan suez dan dilakukan secara terkoordinasi, dimulai dari serangan drone, diikuti oleh kapal kecil berisi personel bersenjata.
ledakan terdengar sebelum kapal mulai miring dan akhirnya tenggelam.
kelompok houthi juga merilis video yang disebut sebagai dokumentasi aksi mereka.
dalam rekaman tersebut terdengar suara peringatan bagi awak kapal agar segera meninggalkan kapal sebelum ledakan, dengan visual kobaran api dan asap pekat memenuhi dek sebelum kapal perlahan tenggelam.
dampak serangan terhadap keamanan jalur internasional
serangan terhadap magic seas menjadi bagian dari rangkaian serangan terbaru terhadap kapal dagang di laut merah.
setelah sempat stabil pada akhir 2024 berkat kesepakatan sementara antara amerika serikat dan kelompok houthi, insiden pada juli 2025 menunjukkan bahwa kesepakatan tersebut rapuh, terutama dalam konteks konflik israel-gaza.
laporan dari lembaga keamanan maritim internasional menyebutkan bahwa sejak november 2023, kelompok houthi telah melancarkan lebih dari 100 serangan terhadap kapal dagang.
dua kapal dikabarkan tenggelam, satu disita, dan sejumlah pelaut tewas.
serangan terbaru ini semakin menambah daftar panjang korban dari jalur laut yang sangat vital bagi perdagangan global.
tindakan terhadap magic seas dan eternity c memicu kecaman internasional, termasuk dari uni eropa, amerika serikat, serta asosiasi pelayaran dunia.
mereka menyerukan penguatan sistem keamanan maritim dan perlindungan bagi pelaut sipil yang kian terancam di wilayah konflik.
pemerintah negara-negara besar menyebut serangan tersebut sebagai pelanggaran serius terhadap hukum laut internasional dan mendesak komunitas global untuk mengambil tindakan tegas.
sementara itu, keluarga awak kapal yang belum ditemukan masih menanti kepastian tentang nasib orang-orang tercinta mereka.