bacakoran.co

Desahan Nakal Terdengar di Speaker GBK, Pengelola Blak-blakan: Kelalaian Petugas dan Playlist Tak Dicek!

Viral suara desahan perempuan di speaker GBK bikin geger publik! -Gambar Ist-

"Audio itu bukan berasal dari kurasi resmi GBK. Ini murni kelalaian teknis dan bukan disengaja," tambah Asep, seperti dikutip dari CNN Indonesia.

Langkah Tegas dan Perbaikan Sistem

Menanggapi insiden memalukan ini, manajemen GBK segera melakukan evaluasi dan mengambil sejumlah langkah korektif agar kejadian serupa tidak terulang kembali.

BACA JUGA:Datang dari 21 Provinsi, Ribuan Atlet Ramaikan Kejurnas Akuatik di GBK

BACA JUGA:Blink Siap-siap! Blackpink Siap Bikin GBK Terguncang, Ini Jadwal Penjualan Tiket dan Info Harga

Beberapa tindakan yang telah dilakukan antara lain:

1. Teguran dan Evaluasi: Petugas yang bertanggung jawab telah mendapatkan teguran keras dan tengah dalam proses evaluasi.

2. Penyaringan Konten: Seluruh playlist audio kini direview ulang dan hanya playlist kurasi resmi yang boleh digunakan.

3. Sistem Keamanan Baru: Pemutaran audio kini hanya dapat dilakukan oleh personel terverifikasi, menggunakan media offline, bukan lagi streaming online.

“Kami menyadari sepenuhnya bahwa GBK adalah ruang publik yang dihormati dan digunakan oleh beragam lapisan masyarakat, termasuk anak-anak dan keluarga. Kami sangat menyesalkan kejadian ini,” tulis pernyataan resmi PPKGBK melalui akun @love_GBK, sebagaimana dikutip dari laporkan oleh Kompas.com.

BACA JUGA:Kok Cedera Lagi, Hilgers Terancam Gagal Debut di GBK

BACA JUGA:Tiket Indonesia vs China Ludes, Ketum PSSI: Sampai Jumpa di SUGBK!

Di sisi lain, insiden ini memunculkan pertanyaan publik tentang kelayakan dan keamanan penggunaan teknologi digital di ruang terbuka.

Banyak netizen mendesak adanya SOP ketat untuk pemutaran konten audio, terlebih di ruang publik yang ramai dikunjungi anak-anak.

Sejumlah komentar di media sosial menyoroti pentingnya pengawasan teknis yang lebih disiplin. "Ini bukan soal lucu-lucuan, tapi soal etika di ruang publik," tulis salah satu akun di X (sebelumnya Twitter).

Manajemen GBK Janji Evaluasi Total

Desahan Nakal Terdengar di Speaker GBK, Pengelola Blak-blakan: Kelalaian Petugas dan Playlist Tak Dicek!

Yudha IP

Yudha IP


bacakoran.co – jagat media sosial dihebohkan oleh kemunculan suara desahan perempuan yang terdengar dari pengeras suara (speaker) di kawasan , jakarta.

video yang memperdengarkan suara tak senonoh tersebut langsung , membuat publik bertanya-tanya: bagaimana bisa suara seperti itu diputar di ruang publik sebesar ?

kejadian ini terjadi pada sore hari di sekitar area stadion utama gelora bung karno (sugbk), saat banyak pengunjung tengah berolahraga maupun sekadar bersantai.

dalam video yang diunggah akun instagram @info_jabodetabek, tampak seorang pengunjung merekam speaker yang terpasang di tiang taman gbk, memperdengarkan suara perempuan mendesah dengan nada sensual.

rekaman itu sontak menyebar luas dan memancing beragam komentar. banyak netizen menyayangkan insiden tersebut terjadi di tempat umum yang seharusnya menjadi zona ramah keluarga.

pengelola minta maaf, akui ada kelalaian petugas

tak lama setelah kejadian ini , pihak manajemen gbk pun angkat bicara.

dalam keterangan resmi yang diterbitkan pada minggu (13/7), pusat pengelolaan komplek gelanggang olahraga bung karno (ppkgbk) menyampaikan permintaan maaf terbuka kepada masyarakat.

"kami menyampaikan permohonan maaf yang tulus atas insiden pemutaran konten audio tidak pantas yang sempat terdengar melalui pengeras suara di kawasan publik gbk," ujar kepala divisi humas, hukum, dan administrasi ppkgbk, asep triyadi, dikutip dari detiknews.

menurut asep, suara tersebut muncul akibat kelalaian teknis dari petugas yang memutar playlist musik dari platform digital berbayar yang disebut bebas hak cipta.

sayangnya, playlist tersebut tidak dicek secara menyeluruh, sehingga setelah daftar lagu habis, sistem secara otomatis memutar audio yang tidak layak untuk ruang publik.

"audio itu bukan berasal dari kurasi resmi gbk. ini murni kelalaian teknis dan bukan disengaja," tambah asep, seperti dikutip dari cnn indonesia.

langkah tegas dan perbaikan sistem

menanggapi insiden memalukan ini, manajemen gbk segera melakukan evaluasi dan mengambil sejumlah langkah korektif agar kejadian serupa tidak terulang kembali.

beberapa tindakan yang telah dilakukan antara lain:

1. teguran dan evaluasi: petugas yang bertanggung jawab telah mendapatkan teguran keras dan tengah dalam proses evaluasi.

2. penyaringan konten: seluruh playlist audio kini direview ulang dan hanya playlist kurasi resmi yang boleh digunakan.

3. sistem keamanan baru: pemutaran audio kini hanya dapat dilakukan oleh personel terverifikasi, menggunakan media offline, bukan lagi streaming online.

“kami menyadari sepenuhnya bahwa gbk adalah ruang publik yang dihormati dan digunakan oleh beragam lapisan masyarakat, termasuk anak-anak dan keluarga. kami sangat menyesalkan kejadian ini,” tulis pernyataan resmi ppkgbk melalui akun @love_gbk, sebagaimana dikutip dari laporkan oleh kompas.com.

di sisi lain, insiden ini memunculkan pertanyaan publik tentang kelayakan dan keamanan penggunaan teknologi digital di ruang terbuka.

banyak netizen mendesak adanya sop ketat untuk pemutaran konten audio, terlebih di ruang publik yang ramai dikunjungi anak-anak.

sejumlah komentar di media sosial menyoroti pentingnya pengawasan teknis yang lebih disiplin. "ini bukan soal lucu-lucuan, tapi soal etika di ruang publik," tulis salah satu akun di x (sebelumnya twitter).

manajemen gbk janji evaluasi total

pihak pengelola gbk pun berjanji untuk menjunjung tinggi etika dan profesionalisme dalam seluruh aspek operasional mereka ke depan.

"kami mengucapkan terima kasih atas kepercayaan masyarakat dan akan terus berupaya menjaga gbk sebagai ruang publik yang aman dan nyaman bagi semua," tutup asep triyadi.

dengan langkah-langkah tegas tersebut, diharapkan kepercayaan publik terhadap gbk tetap terjaga.

namun, insiden ini sekaligus jadi peringatan penting bahwa kelalaian sekecil apapun di ruang publik bisa berdampak besar dan cepat menyebar di era digital seperti sekarang.

Tag
Share