bacakoran.co

Gaji Rp105 Ribu, Guru Madin di Demak Dituntut Rp25 Juta Usai Tampar Murid, Ternyata Wali Murid Eks Caleg Gagal

Viral! Guru Madrasah di Demak dituntut Rp25 juta oleh wali murid yang ternyata eks caleg gagal.-Gambar Ist-

Kepala Kemenag, Taufiqur Rahman, menegaskan bahwa persoalan ini telah diselesaikan secara kekeluargaan dan berharap kejadian serupa tidak terulang kembali.

BACA JUGA:Heboh! Gus Miftah Kembali Berdakwah, Ngaku Lebih Pilih Kopi daripada Es Teh: Saya Trauma

BACA JUGA:Biadab! Aksi Bejad Guru Ngaji Dibangka Belitung yang Cabuli Murid Dibawah Umur

Namun dilansir dalam keterangannya kepada AntaraNews, Zuhdi mengatakan bahwa uang damai yang akhirnya disepakati adalah Rp12,5 juta, setelah melalui negosiasi panjang dan pinjaman dari teman-temannya.

Ketua DPRD Demak, Zayinul Fatah, menyayangkan kasus ini bisa melebar ke ranah hukum dan menyebutnya sebagai pukulan pahit bagi para guru.

“Ini harusnya bisa selesai secara kekeluargaan. Jangan sampai guru yang sudah 30 tahun mengabdi justru dikriminalisasi,” tegas Zayinul.

Kasus ini mengundang sorotan tajam dari masyarakat.

Banyak pihak menilai bahwa orang tua murid seharusnya bisa lebih bijak dan tak langsung membawa persoalan ke jalur hukum.

BACA JUGA:TERUNGKAP! Adik Gus Miftah Bongkar Silsilah Keluarga: Bukan Anak Kiai, Ayah Cuma Petani

BACA JUGA:Setahun Lebih Buron, 3 Pengeroyok Guru Ngaji Disergap di Bengkulu dan Jambi, Kini Terancam Hukuman Mati

Di tengah gempuran dunia digital dan ketegangan sosial, para guru yang sepenuh hati mendidik anak bangsa semakin sering menjadi sasaran.

“Jangan sampai kita kehilangan sosok guru karena ketidaktahuan kita dalam menghargai jasa mereka,” komentar netizen dalam unggahan Gus Miftah.

Kini, publik berharap agar tindakan adil segera ditegakkan, dan para guru tak lagi menjadi bulan-bulanan kesewenangan wali murid yang tak memahami esensi dari pendidikan sejati.

Gaji Rp105 Ribu, Guru Madin di Demak Dituntut Rp25 Juta Usai Tampar Murid, Ternyata Wali Murid Eks Caleg Gagal

Yudha IP

Yudha IP


bacakoran.co – dunia pendidikan kembali diguncang oleh kasus yang menyita perhatian publik terkait guru madin di demak.

seorang madrasah diniyah (madin) bernama mad zuhdi (60) harus menanggung beban berat setelah menampar muridnya yang melempar sandal saat proses belajar mengajar.

tak hanya dicaci di media sosial, guru sepuh ini juga dituntut membayar uang damai sebesar rp25 juta oleh wali muridnya sendiri yang ternyata adalah seorang mantan calon anggota dprd yang gagal lolos pada pemilu 2024.

kronologi kejadian bermula pada 30 april 2025, ketika zuhdi tengah mengajar fiqih di kelas 5 madin ngampel, karanganyar, .

tiba-tiba, beberapa murid kelas 6 bercanda dan melempar sandal.

salah satu sandal mengenai kepala zuhdi hingga pecinya terjatuh.

merasa dilecehkan, zuhdi menghentikan pelajaran dan mencari pelaku.

setelah ditunjuk oleh teman-temannya, seorang murid berinisial d akhirnya ditarik dan ditampar oleh sang guru.

keesokan harinya, ibu dan kakek dari murid tersebut datang ke madrasah untuk mediasi. az, panggilan akrab zuhdi di kalangan santri, telah mengakui perbuatannya dan meminta maaf.

awalnya permintaan maaf diterima, namun kemudian muncul permintaan membuat surat pernyataan dan permintaan uang damai senilai rp25 juta.

dilansir dari kalteng pos, mediasi lanjutan dilakukan pada 12 juli 2025 di rumah kepala madin, dan keputusan uang damai rp25 juta disepakati meskipun nominalnya tak tertulis dalam surat pernyataan.

zuhdi, yang mengajar selama 30 tahun dengan gaji hanya rp105 ribu per bulan (diterima per empat bulan), akhirnya terpaksa menjual motornya untuk memenuhi tuntutan tersebut.

tak berhenti di situ, fakta mengejutkan muncul setelah warganet menelusuri identitas wali murid yang menuntut denda tersebut.

dalam unggahan akun instagram @beritasemaranghariini, sosok wali murid yang mengklaim denda tersebut diketahui bernama siti muailima (37), seorang eks caleg dprd dari partai perindo yang hanya memperoleh 36 suara pada pemilu 2024 lalu.

"pantes gusti allah emoh gariske dadi anggota dprd, la sipate elek ngene," sindir netizen dalam kolom komentar.

dilansir melalui pojoksatu.id, diketahui bahwa publik semakin mengecam tindakan wali murid yang dianggap tak mencerminkan etika dan empati.

banyak warganet menyerukan aksi solidaritas untuk guru zuhdi dan mengecam keras kriminalisasi terhadap para pendidik.

mendengar kabar memilukan ini, pendakwah ternama pun turut bereaksi.

melalui akun instagram pribadinya @gusmiftah, ia mengunggah video rumah guru zuhdi yang sangat sederhana tanpa plafon, minim perabot, bahkan tanpa perangkat elektronik.

"guru madrasah diniyah atau adalah sosok yang sangat ikhlas mendidik santri dan muridnya, bahkan banyak yang tak menerima bayaran sama sekali," ungkap gus miftah, jumat (18/7/2025).

gus miftah menyatakan niatnya untuk mengunjungi rumah zuhdi dan membantu secara langsung.

ia bahkan menyebut guru madin seperti zuhdi sebagai "pahlawan tanpa tanda jasa yang kini malah jadi korban ketidakadilan."

pihak kementerian agama kabupaten demak pun buka suara.

kepala kemenag, taufiqur rahman, menegaskan bahwa persoalan ini telah diselesaikan secara kekeluargaan dan berharap kejadian serupa tidak terulang kembali.

namun dilansir dalam keterangannya kepada antaranews, zuhdi mengatakan bahwa uang damai yang akhirnya disepakati adalah rp12,5 juta, setelah melalui negosiasi panjang dan pinjaman dari teman-temannya.

ketua dprd demak, zayinul fatah, menyayangkan kasus ini bisa melebar ke ranah hukum dan menyebutnya sebagai pukulan pahit bagi para guru.

“ini harusnya bisa selesai secara kekeluargaan. jangan sampai guru yang sudah 30 tahun mengabdi justru dikriminalisasi,” tegas zayinul.

kasus ini mengundang sorotan tajam dari masyarakat.

banyak pihak menilai bahwa orang tua murid seharusnya bisa lebih bijak dan tak langsung membawa persoalan ke jalur hukum.

di tengah gempuran dunia digital dan ketegangan sosial, para guru yang sepenuh hati mendidik anak bangsa semakin sering menjadi sasaran.

“jangan sampai kita kehilangan sosok guru karena ketidaktahuan kita dalam menghargai jasa mereka,” komentar netizen dalam unggahan gus miftah.

kini, publik berharap agar tindakan adil segera ditegakkan, dan para guru tak lagi menjadi bulan-bulanan kesewenangan wali murid yang tak memahami esensi dari pendidikan sejati.

Tag
Share