bacakoran.co

Meriah! Tradisi Buka Luwur Makam Ki Ageng Pantaran Disambut Ribuan Warga

Tradisi buka luwur makam Ki Ageng Pantaran di Boyolali menjadi magnet spiritual dan budaya yang menarik ribuan warga setiap tahun. --Youtube-tvOneNews

BACA JUGA:Hukum Tradisi Ruwahan Menjelang Ramadhan, Bid'ah atau Sunnah? Ini Penjelasan Buya Yahya

BACA JUGA:Heboh! Kabupaten Musi Banyuasin (Muba) Punya Pantai dan Tradisi Unik yang Harus Kamu Tahu

Tak hanya warga lokal, pengunjung datang dari Klaten, Salatiga, Magelang, bahkan Sumatera.

Beberapa di antaranya rela menginap semalam di mobil atau rumah warga demi mengikuti prosesi dari awal hingga akhir.

Warisan Budaya yang Terus Dilestarikan

Menurut juru kunci makam, Totok Sunyoto, tradisi ini telah berlangsung turun-temurun sejak zaman Kerajaan Demak Bintoro.

BACA JUGA:Jangan Asal! Maulid Nabi Bid'ah atau Tradisi Berharga? Ini Jawaban Keren dari Ustaz Adi Hidayat..

BACA JUGA:Tau Ga Sih Bukan Hanya Viral, Desa Sukolilo Pati Juga Punya Tradisi Unik Lho, Seperti Apa Ya?

Ki Ageng Pantaran dikenal sebagai seorang wiku yang kemudian bersahabat dengan Syech Maulana Ibrahim Maghribi dan bersama-sama mendirikan Masjid Pantaran, yang diyakini sepantaran dengan Masjid Demak.

Pemerintah Kabupaten Boyolali pun turut mendukung pelestarian tradisi ini.

Bupati Boyolali, M. Said Hidayat, berharap Buka Luwur dapat terus dikembangkan sebagai destinasi wisata religi yang memperkuat identitas budaya lokal.

Ritual yang Menyatukan Generasi

BACA JUGA:Lucu! Ternyata Pacaran Itu dari Tradisi Islam Melayu Lho, Kok Bisa? Begini Fakta Sejarah Menurut Ustaz Adi..

BACA JUGA:3 Tradisi Lebaran Khas Negara Seribu Benteng Maroko! Ada Pawai Saat Lebaran? Yuk Simak Faktanya Disini..

Menariknya, tradisi ini tidak hanya diikuti oleh kalangan tua, tetapi juga generasi muda yang ingin mengenal akar budaya mereka.

Anak-anak, remaja, hingga pemuda desa turut ambil bagian dalam prosesi, menunjukkan bahwa tradisi ini tetap relevan dan hidup di tengah arus modernisasi.

Kehadiran ribuan warga menjadi bukti bahwa budaya lokal masih memiliki tempat istimewa di hati masyarakat.

Potensi Wisata Religi dan Budaya

Meriah! Tradisi Buka Luwur Makam Ki Ageng Pantaran Disambut Ribuan Warga

Puput

Puput


bacakoran.co - setiap tahun, ribuan warga dari berbagai penjuru jawa tengah dan sekitarnya memadati desa candisari, kecamatan gladagsari, boyolali, untuk mengikuti  di makam ki ageng pantaran. 

melansir dari video youtube tvonenews, tradisi ini digelar setiap jumat ketiga di bulan sura (muharram dalam kalender hijriah), sebagai bentuk penghormatan kepada para  dan tokoh penyebar agama islam di lereng gunung merbabu.

prosesi sakral dan penuh makna

 buka luwur diawali dengan kirab budaya yang melibatkan puluhan warga berpakaian adat jawa lengkap.

mereka membawa kain mori putih, bunga, tombak, dan payung mutha sebagai simbol spiritual.

kirab ini berjalan dari rumah juru kunci menuju kompleks makam, yang berada di atas bukit desa pantaran.

setibanya di makam, kain mori lama yang menutupi nisan ki ageng pantaran dan tokoh lainnya seperti syech maulana ibrahim maghribi, dewi nawangwulan, ki ageng mataram, dan ki ageng kebo kanigoro diganti dengan yang baru.

prosesi dilanjutkan dengan tabur bunga, doa bersama, dan tahlilan sebagai bentuk ngalap berkah.

berebut berkah dari gunungan hasil bumi

salah satu momen paling dinanti adalah rebutan gunungan hasil bumi.

gunungan yang terdiri dari sayuran, buah-buahan, dan tumpeng dihiasi janur dan ayam ingkung, menjadi simbol kemakmuran dan rasa syukur.

warga percaya bahwa mendapatkan bagian dari gunungan atau kain mori bekas penutup makam bisa membawa keberkahan dalam hidup dan usaha mereka.

tak hanya warga lokal, pengunjung datang dari klaten, salatiga, magelang, bahkan sumatera.

beberapa di antaranya rela menginap semalam di mobil atau rumah warga demi mengikuti prosesi dari awal hingga akhir.

warisan budaya yang terus dilestarikan

menurut juru kunci makam, totok sunyoto, tradisi ini telah berlangsung turun-temurun sejak zaman kerajaan demak bintoro.

ki ageng pantaran dikenal sebagai seorang wiku yang kemudian bersahabat dengan syech maulana ibrahim maghribi dan bersama-sama mendirikan masjid pantaran, yang diyakini sepantaran dengan masjid demak.

pemerintah kabupaten boyolali pun turut mendukung pelestarian tradisi ini.

bupati boyolali, m. said hidayat, berharap buka luwur dapat terus dikembangkan sebagai destinasi wisata religi yang memperkuat identitas budaya lokal.

ritual yang menyatukan generasi

menariknya, tradisi ini tidak hanya diikuti oleh kalangan tua, tetapi juga generasi muda yang ingin mengenal akar budaya mereka.

anak-anak, remaja, hingga pemuda desa turut ambil bagian dalam prosesi, menunjukkan bahwa tradisi ini tetap relevan dan hidup di tengah arus modernisasi.

kehadiran ribuan warga menjadi bukti bahwa budaya lokal masih memiliki tempat istimewa di hati masyarakat.

potensi wisata religi dan budaya

dengan daya tarik spiritual dan budaya yang kuat, tradisi buka luwur memiliki potensi besar sebagai destinasi wisata religi.

pemerintah daerah dan pelaku pariwisata dapat mengembangkan acara ini menjadi agenda tahunan yang mendatangkan wisatawan, sekaligus memperkenalkan boyolali sebagai daerah yang kaya akan tradisi dan nilai-nilai luhur.

tradisi buka luwur bukan sekadar ritual tahunan, melainkan cerminan nilai spiritual, kebersamaan, dan penghormatan terhadap sejarah.

ribuan warga yang hadir setiap tahun menjadi bukti bahwa warisan budaya ini masih hidup dan terus menginspirasi generasi muda untuk menjaga akar tradisi.

Tag
Share