bacakoran.co

Viral! Gegara Tak Bayar LKS, Pelajar MTs di Kubu Raya Divideokan Guru dan Diancam Turun Kelas

Siswa MTs Kubu Raya direkam menangis oleh guru karena belum bayar LKS Rp350 ribu/Kolase Bacakoran.co--Instagram @medsoszone

"Nenek2 dikasih hp..gk jelas banget..murid kok dibuli."

"Ya Allah tega banget seorang GURU yang patutnya di Guguh dan ditiru."

"Sekarang pendidik bisa membully ya... ngeriiii."

"Walau nunggak juga gak boleh gitu... gak boleh nahan raport.. apalagi videokan."

BACA JUGA:Tragis, Niat Rayakan Kelulusan, 4 Pelajar MTs Asal Bandung Terseret Ombak Pantai Pangandaran, 1 Orang Tewas...

BACA JUGA:Siswa MTs Pacitan yang Tewas Diracun Kopi Sianida, Ternyata Bukan Target Utama, Ini Motifnya!

Banyak yang menilai tindakan guru tersebut sebagai bentuk pelecehan psikologis yang dapat berdampak jangka panjang terhadap mental siswa. 

Selain itu, ancaman menurunkan kelas karena urusan administrasi dinilai tidak beralasan dan mencederai prinsip pendidikan yang berorientasi pada pembinaan.

Klarifikasi Pihak Sekolah

Menanggapi polemik ini, Kepala MTs Kubu Raya, Rohana, membantah tuduhan yang beredar dan menegaskan bahwa berita di media sosial tidak benar. 

BACA JUGA:Alhamdulillah! Guru Madrasah Dapat Tunjungan Insentif Rp 1,5 Juta Per 6 Bulan, Ini Kriterianya...

BACA JUGA:Oknum Guru Madrasah Jadi Tersangka Terkait Kasus Video Asusila dengan Siswi di Gorontalo

Ia mengungkapkan bahwa rapor sudah diambil oleh orang tua siswa pada 18 Juli, dan isu video baru muncul setelah itu.

“Kami menyatakan bahwa berita itu tidak benar,” ujar Rohana pada Selasa (22/7/2025).

Sementara itu, wali kelas siswa tersebut, Yanti, juga membantah bahwa telah terjadi penahanan rapor. 

Viral! Gegara Tak Bayar LKS, Pelajar MTs di Kubu Raya Divideokan Guru dan Diancam Turun Kelas

Rida Satriani

Rida Satriani


bacakoran.co - seorang siswa madrasah tsanawiyah () di kabupaten kubu raya, kalimantan barat, viral ketika sedang menangis di dalam kelas yang direkam oleh seorang oknum guru. 

kejadian ini memicu kecaman publik karena siswa tersebut diduga direkam oleh akibat belum membayar lembar kerja siswa () senilai rp350.000.

video yang menunjukkan siswa menangis saat pembagian rapor langsung menyita perhatian publik. 

sang ibu, penikasih, mengaku mendapatkan video tersebut lewat whatsapp dari salah satu oknum guru disertai pesan yang menyatakan bahwa anaknya akan diturunkan ke kelas 8 karena belum mengambil rapor dan belum membayar lks.

“saya merasa sangat dihina. anak saya direkam menangis dan dikirim ke saya, lalu dikatakan akan diturunkan kelas karena belum ambil rapor,” tutur penikasih seperti dilansir bacakoran.co dari suarakalbar.co.id.

penikasih menjelaskan bahwa ia dan suami tidak hadir saat jadwal pengambilan rapor pada 20 juni 2025 karena belum mampu membayar uang lks. 

mereka khawatir tidak diizinkan mengambil rapor jika datang tanpa pelunasan. 

namun, pada 18 juli 2025, mereka datang ke sekolah untuk mengambil rapor. sayangnya, justru pada saat itulah video viral bermula.

tak sedikit netizen yang menyayangkan tindakan guru yang merekam anak didik dalam keadaan tertekan dan menyebarkannya ke orang tua murid.

"mantap pak bupati,, memalukan anak didik tidak lah etis."

"nenek2 dikasih hp..gk jelas banget..murid kok dibuli."

"ya allah tega banget seorang guru yang patutnya di guguh dan ditiru."

"sekarang pendidik bisa membully ya... ngeriiii."

"walau nunggak juga gak boleh gitu... gak boleh nahan raport.. apalagi videokan."

banyak yang menilai tindakan guru tersebut sebagai bentuk pelecehan psikologis yang dapat berdampak jangka panjang terhadap mental siswa. 

selain itu, ancaman menurunkan kelas karena urusan administrasi dinilai tidak beralasan dan mencederai prinsip pendidikan yang berorientasi pada pembinaan.

klarifikasi pihak sekolah

menanggapi polemik ini, kepala mts kubu raya, rohana, membantah tuduhan yang beredar dan menegaskan bahwa berita di media sosial tidak benar. 

ia mengungkapkan bahwa rapor sudah diambil oleh orang tua siswa pada 18 juli, dan isu video baru muncul setelah itu.

“kami menyatakan bahwa berita itu tidak benar,” ujar rohana pada selasa (22/7/2025).

sementara itu, wali kelas siswa tersebut, yanti, juga membantah bahwa telah terjadi penahanan rapor. 

namun, ia enggan menjelaskan lebih jauh mengenai ancaman turun kelas dan perekaman video, dengan alasan sedang ada kegiatan.

“besok saja datang ke sekolah,” ujar yanti singkat.

Tag
Share