Gaza Darurat Kelaparan! PBB Sebut Sepertiga Warga Tak Makan Berhari-hari, 470 Ribu Terancam Mati Lapar
Gaza darurat kelaparan, pbb sebut sepertiga warga tak makan berhari-hari--
BACAKORAN.CO - Krisis kemanusiaan di Jalur Gaza kian memburuk dan telah mencapai titik paling mengerikan sejak konflik dengan Israel pecah pada Oktober 2023 lalu.
Data terbaru dari Program Pangan Dunia (WFP) PBB mengungkapkan bahwa sekitar sepertiga warga Gaza tidak makan selama berhari-hari, memicu kekhawatiran global soal bencana kelaparan besar-besaran.
Dalam laporan resmi yang dirilis WFP pada Jumat (25/7/2025), disebutkan bahwa lebih dari 90.000 perempuan dan anak-anak kini dalam kondisi gizi buruk akut dan sangat membutuhkan perawatan medis serta bantuan makanan darurat.
“Kami menyaksikan tingkat keputusasaan yang mencengangkan. Banyak orang benar-benar tidak memiliki akses terhadap makanan apa pun,” ujar pernyataan WFP yang dilansir AFP.
BACA JUGA:Makin Biadap, Israel Hancurkan 1000 Truk Bantuan Kemanusiaan untuk Gaza Ditengah Krisis Kelaparan
BACA JUGA:Viral! 3 Bocah di Sragen Coret Bendera Indonesia dengan Tulisan Gaza, Kini Terancam 5 Tahun Penjara
WFP memperkirakan bahwa sekitar 470.000 penduduk Gaza akan menghadapi “catastrophic hunger” atau kelaparan bencana — tingkat paling parah dalam klasifikasi ketahanan pangan PBB — selama periode Mei hingga September 2025.
Ini bukan sekadar kelaparan biasa.
Istilah “catastrophic hunger” digunakan untuk menggambarkan situasi ketika orang-orang mulai meninggal dunia karena kelaparan, dan sistem distribusi pangan sepenuhnya lumpuh.
PBB juga menyebutkan bahwa bantuan pangan menjadi satu-satunya jalan bagi warga Gaza untuk bisa mendapatkan makanan.
BACA JUGA:Viral! Seorang Ibu di Probolinggo Ditemukan Terlantar, Diduga Dianaya dan Diusir Anak Kandung?
BACA JUGA:Makin Biadap, Israel Hancurkan 1000 Truk Bantuan Kemanusiaan untuk Gaza Ditengah Krisis Kelaparan
Sayangnya, pengiriman bantuan sangat terhambat akibat blokade ketat dan situasi keamanan yang tidak kondusif.
“Harga bahan makanan di Gaza melonjak drastis, membuat sebagian besar warga tak mampu membeli apa pun,” kata pihak WFP.