bacakoran.co

Viral! Warga Rusak Rumah Doa Umat Kristen di Padang, 2 Orang Anak Terluka

Viral perusakan rumah doa Kristen di Padang saat ibadah, dua anak terluka/kolase Bacakoran.co--Instagram @permadiaktivis2

“Dan terjadi lagi. Ibadah GKSI diserang warga intoleran. Dua anak terluka,” tulis akun @permadiaktivis2 dalam video yang diunggahnya. 

BACA JUGA:Bom Salah Sasaran! Jet KF-16 Korsel Hantam Desa, Gereja dan Rumah Hancur

BACA JUGA:KKB Bersenjata Api Serang Gereja, Rampas Barang Jemaat, Ini Aksi Brutalnya!

Ia juga meminta pemerintah pusat, khususnya Wakil Presiden Gibran Rakabuming, untuk menerbitkan regulasi tegas terhadap pelaku intoleransi.

Polisi Amankan 9 Terduga Pelaku Wakapolda Sumatera Barat, Brigjen Pol Solihin, menyatakan bahwa pihaknya telah menahan sembilan orang terduga pelaku. 

“Kami sudah mengamankan sembilan orang yang diduga melakukan pengrusakan itu. Mereka teridentifikasi dari video yang beredar,” jelasnya.

Namun, hingga saat ini pihak kepolisian belum merilis detail identitas para pelaku dan belum mengonfirmasi laporan terkait korban anak-anak. 

“Untuk saat ini, belum ada laporan korban anak. Yang ada hanya kerusakan seperti kaca pecah dan kursi rusak,” lanjut Solihin.

BACA JUGA:Muhammadiyah Beli Gereja di Spanyol, Kenapa? Begini Fakta Menarik yang Kamu Wajib Ketahui..

BACA JUGA:Viral Tiktok! Seorang Konten Kreator Nekad Mendatangi Gereja Karena Penasaran Dengan Roti Hosti

Pemicu Salah Paham atau Aksi Intoleransi? 

Dalam keterangan tambahan, disebutkan bahwa awal mula konflik dipicu oleh permintaan perangkat RT dan lurah setempat untuk menghentikan aktivitas ibadah. 

Ketegangan yang terjadi di lokasi ibadah diduga berkembang menjadi kekerasan fisik dan perusakan. 

Belum jelas apakah insiden ini murni karena kesalahpahaman soal izin kegiatan atau tindakan intoleransi terhadap minoritas agama.

Viral! Warga Rusak Rumah Doa Umat Kristen di Padang, 2 Orang Anak Terluka

Rida Satriani

Rida Satriani


bacakoran.co - insiden perusakan rumah doa di kelurahan padang sarai, kecamatan koto tangah, kota padang, sumatera barat, menghebohkan publik setelah video kejadian tersebut viral di media sosial pada minggu (27/7/2025).

kejadian ini tak hanya memicu kemarahan netizen, tetapi juga memunculkan berbagai spekulasi tentang penyebab konflik yang berujung pada dugaan aksi .

kronologi kejadian ibadah minggu berujung ricuh 

sekitar pukul 16.00 wib, umat kristen sedang menggelar minggu di rumah doa yang juga berfungsi sebagai tempat pembelajaran agama kristen bagi anak-anak. 

rumah doa ini berdiri di tengah keterbatasan fasilitas pendidikan agama kristen di sekolah-sekolah negeri sekitar. 

saat kegiatan sedang berlangsung, sekelompok warga mendatangi lokasi sambil meneriakkan kata “bubarkan” dan membawa senjata tajam, batu, serta kayu.

serangan tersebut menyebabkan kerusakan pada bangunan rumah doa, termasuk pecahnya kaca jendela dan rusaknya perabotan. 

dalam video yang dibagikan akun @permadiaktivis2 melalui story instagram, terlihat suasana mencekam ketika puluhan anak menangis histeris dan berlarian menyelamatkan diri.

korban anak

dilaporkan dua anak berusia 9 dan 11 tahun mengalami luka ringan, diduga akibat pukulan dari massa yang menyerang. 

informasi ini memicu gelombang kemarahan dari netizen, yang menilai kejadian tersebut sebagai bentuk kristenphobia dan intoleransi. 

banyak dari mereka menyayangkan lambannya aparat kepolisian merespons peristiwa yang menimpa anak-anak dan jemaat yang tidak bersenjata.

“dan terjadi lagi. ibadah gksi diserang warga intoleran. dua anak terluka,” tulis akun @permadiaktivis2 dalam video yang diunggahnya. 

ia juga meminta pemerintah pusat, khususnya wakil presiden gibran rakabuming, untuk menerbitkan regulasi tegas terhadap pelaku intoleransi.

polisi amankan 9 terduga pelaku wakapolda sumatera barat, brigjen pol solihin, menyatakan bahwa pihaknya telah menahan sembilan orang terduga pelaku. 

“kami sudah mengamankan sembilan orang yang diduga melakukan pengrusakan itu. mereka teridentifikasi dari video yang beredar,” jelasnya.

namun, hingga saat ini pihak kepolisian belum merilis detail identitas para pelaku dan belum mengonfirmasi laporan terkait korban anak-anak. 

“untuk saat ini, belum ada laporan korban anak. yang ada hanya kerusakan seperti kaca pecah dan kursi rusak,” lanjut solihin.

pemicu salah paham atau aksi intoleransi? 

dalam keterangan tambahan, disebutkan bahwa awal mula konflik dipicu oleh permintaan perangkat rt dan lurah setempat untuk menghentikan aktivitas ibadah. 

ketegangan yang terjadi di lokasi ibadah diduga berkembang menjadi kekerasan fisik dan perusakan. 

belum jelas apakah insiden ini murni karena kesalahpahaman soal izin kegiatan atau tindakan intoleransi terhadap minoritas agama.

Tag
Share