bacakoran.co

50 Hektare Sawah di Agam Terancam Gagal Panen, Petani Menjerit!

Kemarau panjang yang melanda Kabupaten Agam, Sumatera Barat, mengancam 50 hektare lahan persawahan gagal panen.--Youtube-Liputan6 SCTV Daerah

BACAKORAN.CO - Sebanyak 50 hektare area Persawahan di Kabupaten Agam terancam gagal panen akibat kemarau panjang yang melanda wilayah tersebut.

Kondisi ini menjadi pukulan berat bagi para petani yang menggantungkan hidup dari hasil pertanian, terutama padi sebagai komoditas utama.

Melansir dari video youtube Liputan6 SCTV Daerah, kekeringan telah menyebabkan irigasi sawah terganggu, sehingga tanaman padi tidak mendapatkan pasokan air yang cukup.

Tanah mulai mengering, daun padi menguning, dan pertumbuhan tanaman terhambat secara signifikan.

BACA JUGA:Tragis! 3 Balita Bersaudara Tewas Terpeleset ke Sumur di Tapanuli Selatan saat Ortu Bekerja di Sawah

BACA JUGA:Permukiman Padat di Sawah Besar Jakarta Pusat Terbakar, Kerugian Capai Ratusan Juta Rupiah

Dampak nyata dari musim kemarau ekstrem yang telah berlangsung selama beberapa bulan terakhir.

Petani di daerah tersebut mengaku kesulitan mencari sumber air alternatif, sementara biaya untuk menyewa pompa air dan membeli bahan bakar semakin membebani mereka.

Petani Berjuang di Tengah Keterbatasan

Para petani di Agam tidak tinggal diam.

BACA JUGA:Remaja di Gowa Tewas dengan 98 Luka Tusukan, Sempat Pamit Bertemu Teman Sebelum Ditemukan di Sawah

BACA JUGA:Gede Banget! Prabowo Gelontorkan Anggaran Segini untuk Cetak Sawah Baru dan Intensifikasi Lahan di 2025!

Mereka berupaya mencari solusi alternatif seperti menggunakan pompa air dari sumber yang lebih dalam atau memanfaatkan air hujan yang turun sesekali.

Namun, upaya ini belum cukup untuk menyelamatkan seluruh lahan yang terdampak. 

Kemarau Panjang dan Minimnya Irigasi

Cuaca ekstrem yang ditandai dengan minimnya curah hujan telah menyebabkan kekeringan parah di sejumlah lahan pertanian.

50 Hektare Sawah di Agam Terancam Gagal Panen, Petani Menjerit!

Puput

Puput


bacakoran.co - sebanyak 50 hektare area  di kabupaten agam terancam gagal panen akibat kemarau panjang yang melanda wilayah tersebut.

kondisi ini menjadi pukulan berat bagi para  yang menggantungkan hidup dari hasil pertanian, terutama padi sebagai komoditas utama.

melansir dari video youtube liputan6 sctv daerah, kekeringan telah menyebabkan irigasi sawah terganggu, sehingga tanaman padi tidak mendapatkan pasokan  yang cukup.

tanah mulai mengering, daun padi menguning, dan pertumbuhan tanaman terhambat secara signifikan.

dampak nyata dari musim kemarau ekstrem yang telah berlangsung selama beberapa bulan terakhir.

petani di daerah tersebut mengaku kesulitan mencari sumber air alternatif, sementara biaya untuk menyewa pompa air dan membeli bahan bakar semakin membebani mereka.

petani berjuang di tengah keterbatasan

para petani di agam tidak tinggal diam.

mereka berupaya mencari solusi alternatif seperti menggunakan pompa air dari sumber yang lebih dalam atau memanfaatkan air hujan yang turun sesekali.

namun, upaya ini belum cukup untuk menyelamatkan seluruh lahan yang terdampak. 

kemarau panjang dan minimnya irigasi

cuaca ekstrem yang ditandai dengan minimnya curah hujan telah menyebabkan kekeringan parah di sejumlah lahan pertanian.

tanah sawah menjadi retak-retak, dan tanaman padi kesulitan tumbuh optimal.

beberapa petani bahkan melaporkan bahwa bulir padi yang tumbuh cenderung kosong dan mudah rontok.

tanpa pasokan air yang cukup, proses pertumbuhan padi terganggu sejak awal masa tanam.

dampak sosial dan ekonomi

kegagalan panen tidak hanya berdampak pada ketahanan pangan lokal, tetapi juga mengancam stabilitas ekonomi masyarakat pedesaan.

banyak petani yang telah menginvestasikan modal besar untuk membeli benih, pupuk, dan tenaga kerja.

jika panen gagal, mereka berisiko mengalami kerugian finansial yang signifikan.

harga beras lokal bisa melonjak akibat berkurangnya pasokan dari daerah penghasil seperti agam.

ini berpotensi memicu inflasi pangan di wilayah sumatera barat dan sekitarnya.

upaya mitigasi dan harapan petani

pemerintah daerah dan dinas pertanian setempat telah mengimbau petani untuk melakukan penjadwalan ulang tanam dan memanfaatkan teknologi irigasi tetes jika memungkinkan.

namun, keterbatasan akses terhadap teknologi dan modal menjadi tantangan tersendiri.

beberapa kelompok tani mulai bergotong royong membangun saluran air darurat dan menampung air hujan sebagai cadangan.

harapan mereka kini tertuju pada turunnya hujan dalam waktu dekat agar tanaman padi bisa diselamatkan sebelum masa panen tiba.

selain itu, para petani berharap pemerintah daerah segera turun tangan dengan menyediakan bantuan irigasi darurat, pompa air, atau solusi jangka panjang seperti pembangunan embung dan saluran irigasi permanen.

intervensi cepat sangat dibutuhkan agar kerugian tidak semakin meluas.

krisis pertanian di agam menjadi pengingat penting akan dampak perubahan iklim dan perlunya sistem pertanian yang lebih tangguh.

dukungan dari pemerintah, lembaga swadaya masyarakat, dan masyarakat luas sangat dibutuhkan agar petani tidak berjuang sendirian menghadapi ancaman gagal panen.

pertanian adalah tulang punggung kehidupan dan menjaga keberlanjutannya adalah tanggung jawab bersama.

Tag
Share