bacakoran.co

Buntut Penolakan Pasien yang Ternyata Anak Wali Kota, 18 Pegawai RS AR Bunda Disanksi

Dirut RS AR Bunda Prabumulih dr H Abdul Rachman SpOG saat memberikan penjelasan di DPRD Prabumulih. .(foto : dian/sumeks)--

BACAKORAN.CO -- Buntut penolakan penanganan pasien anak-anak yang kemudian diketahui adalah anak kandung Wali Kota Prabumulih, H Arlan, pimpinan Rumah Sakit AR Bunda Kota Prabumulih, Sumatera Selatan telah memberikan sangsi kepada 18 orang karyawannya.

18 Orang pegawai rumah sakit swasta yang beralamat di Jl Angkatan 45 Kelurhan Gunung Ibul Barat Kecamatan Prabumulih Timur yang di beri sangsi itu adalah karyawan yang bertugas saat kejadian.

Keterangan itu diungkapkan Direktur Utama RS AR Bunda Prabumulih dr H Abdul Rachman Sp OG, Senin 4 Agustus 2025 ketika memenuhi undangan DPRD Prabumulih untuk dimintai keterangan terkait insiden yang viral, di media sosia itu.

"Ada yang dinonaktifkan ada pula yang diturunkan jabatannya. Semuanya sudah diganti, termasuk kepala-kepala (ketua tim, red) nya," jelas dr Abdul Rachman.

BACA JUGA:Prabowo Izinkan Rumah Sakit Asing Buka Cabang di Indonesia, Ini Alasannya!

BACA JUGA:Pelantikan Malam Hari, 20 Pejabat Administrator dan Pengawas Kota Prabumulih Bergeser, Ini Data Lengkapnya

Dalam pertemuan yang dihadiri Dinas Kesehatan Kota Prabumulih itu,  dr Abdul Rachman juga menjelaskan terkait beberapa persoalan temuan tim Dinas Kesehatan Pemkot Prabumulih diantaranya soal obat kedaluarsa.

Dia menegaskan bahwa berdasarkan laporan tim RS AR Bunda, bahwa obat tersebut sudah dipisahkan untuk dimusnahkan. "Laporan dari bawahan, obat (kadaluarsa) tersebut sudah dipisah," jelasnya.

Dalam kesempatan itu, dr Abdul Rachman  mengaku bahwa pihaknya mendapatkan berkah nya atas kejadian tersebut dan saat ini operasional RS Ar Bunda Prabumulih tetap berjalan dengan baik. "Insyaallah dengan kejadian ini, kita akan memperbaiki di segala lini dan segala bidang," sebutnya. 

Plt Kepala Dinas Kesehatan Prabumulih, Djoko Listiano dalam acara itu menegaskan bahwa pihaknya tetap mengacu pada undang undang nomor 17/2023. "Walaupun sudah ada iktikad baik akan melakukan perubahan tapi aturan akan kita laksanakan dengan adanya evaluasi secara langsung," katanya. 

BACA JUGA:Sri Mulyani Cosplay Jadi Luffy One Piece viral! Netizen Sebut Topinya Luffy, Tapi Kelakuannya Tenryuubito!

BACA JUGA:Geger di Kuningan! Ular Kobra 4 Meter Masuk Rumah Warga, Evakuasi Menegangkan

Djoko menegaskan bahwa dengan adanya kejadian yang dialami RS Ar Bunda ini, agar rumah sakit lainnya di Kota Prabumulih dapat berbenah dalam melakukan pelayanan kepada masyarakat. 

"Jangan sampai adanya kejadian ini lagi, karena pada prinsipnya masyarakat Prabumulih, mereka hadir ke Prabumulih ini untuk mendapatkan pelayanan terhadap penyakit yang dideritanya," katanya.

Ketua DPRD Prabumulih, H Deni Victoria SH MSi kepada wartawan mengatakan bahwa pihaknya sengaja mengundang pihak RS Ar Bunda dan Dinas Kesehatan Prabumulih, untuk memperjelas kronologis permasalahan yang viral di media sosial terkait pelayanan rumah sakit tersebut. 

"Tadi sudah ada komunikasi dan kita mendapatkan kesimpulan bahwa RS Bunda harus melakukan perubahan khususnya pada management," jelasnya.

BACA JUGA:Produksi Jet Tempur Boeing Terancam! 3200 Pekerja Mogok, Dipicu Persoalan Ini?

BACA JUGA:Aksi Pengendara Motor Masuk Jalan Tol Bekasi Gegara GPS? Polisi Langsung Beri Tilang 

Kemudian kata Deni agar persoalan tersebut tidak terulang kembali,  management RS AR Bunda juga harus melakukan pengawasan yang ketat kepada pegawainya dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat.

"Mungkin pelayanan yang kurang baik itu pernah terjadi pada masyarakat lain, nah kebetulan saja salah satunya terhadap anak Pak Wali Kota sehingga menjadi viral.  Jadi intinya,  pelayanan yang baik itu harus diberikan kepada seluruh masyarakat,"ucapnya.

Buntut Penolakan Pasien yang Ternyata Anak Wali Kota, 18 Pegawai RS AR Bunda Disanksi

Doni Bae

Doni Bae


bacakoran.co -- buntut penanganan yang kemudian diketahui adalah anak kandung wali kota prabumulih, h arlan, pimpinan rumah sakit ar bunda kota prabumulih, sumatera selatan telah memberikan sangsi kepada 18 orang karyawannya.

18 orang pegawai rumah sakit swasta yang beralamat di jl angkatan 45 kelurhan gunung ibul barat kecamatan prabumulih timur yang di beri sangsi itu adalah karyawan yang bertugas saat kejadian.

keterangan itu diungkapkan direktur utama rs ar bunda prabumulih dr h abdul rachman sp og, senin 4 agustus 2025 ketika memenuhi undangan dprd prabumulih untuk dimintai keterangan terkait insiden yang viral, di media sosia itu.

"ada yang dinonaktifkan ada pula yang diturunkan jabatannya. semuanya sudah diganti, termasuk kepala-kepala (ketua tim, red) nya," jelas dr abdul rachman.

dalam pertemuan yang dihadiri dinas kesehatan kota prabumulih itu,  dr abdul rachman juga menjelaskan terkait beberapa persoalan temuan tim dinas kesehatan pemkot prabumulih diantaranya soal obat kedaluarsa.

dia menegaskan bahwa berdasarkan laporan tim rs ar bunda, bahwa obat tersebut sudah dipisahkan untuk dimusnahkan. "laporan dari bawahan, obat (kadaluarsa) tersebut sudah dipisah," jelasnya.

dalam kesempatan itu, dr abdul rachman  mengaku bahwa pihaknya mendapatkan berkah nya atas kejadian tersebut dan saat ini operasional rs ar bunda prabumulih tetap berjalan dengan baik. "insyaallah dengan kejadian ini, kita akan memperbaiki di segala lini dan segala bidang," sebutnya. 

plt kepala dinas kesehatan prabumulih, djoko listiano dalam acara itu menegaskan bahwa pihaknya tetap mengacu pada undang undang nomor 17/2023. "walaupun sudah ada iktikad baik akan melakukan perubahan tapi aturan akan kita laksanakan dengan adanya evaluasi secara langsung," katanya. 



djoko menegaskan bahwa dengan adanya kejadian yang dialami rs ar bunda ini, agar rumah sakit lainnya di kota prabumulih dapat berbenah dalam melakukan pelayanan kepada masyarakat. 

"jangan sampai adanya kejadian ini lagi, karena pada prinsipnya masyarakat prabumulih, mereka hadir ke prabumulih ini untuk mendapatkan pelayanan terhadap penyakit yang dideritanya," katanya.

ketua dprd prabumulih, h deni victoria sh msi kepada wartawan mengatakan bahwa pihaknya sengaja mengundang pihak rs ar bunda dan dinas kesehatan prabumulih, untuk memperjelas kronologis permasalahan yang viral di media sosial terkait pelayanan rumah sakit tersebut. 

"tadi sudah ada komunikasi dan kita mendapatkan kesimpulan bahwa rs bunda harus melakukan perubahan khususnya pada management," jelasnya.

 

kemudian kata deni agar persoalan tersebut tidak terulang kembali,  management rs ar bunda juga harus melakukan pengawasan yang ketat kepada pegawainya dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat.

"mungkin pelayanan yang kurang baik itu pernah terjadi pada masyarakat lain, nah kebetulan saja salah satunya terhadap anak pak wali kota sehingga menjadi viral.  jadi intinya,  pelayanan yang baik itu harus diberikan kepada seluruh masyarakat,"ucapnya.

Tag
Share