bacakoran.co — dunia kembali dikejutkan oleh pernyataan tegas perdana menteri israel, benjamin netanyahu, yang mengungkapkan niat terang-terangan untuk mengambil kendali militer penuh atas jalur gaza.
meskipun menuai kecaman global, netanyahu menegaskan bahwa langkah ini penting untuk keamanan nasional israel.
dalam wawancara eksklusif bersama fox news channel, netanyahu menjawab lugas saat ditanya apakah israel berencana menguasai seluruh gaza:
“kami bermaksud demikian.”
netanyahu mengklaim bahwa tujuan utamanya bukan untuk menduduki atau mengatur gaza secara administratif, melainkan untuk menegakkan perimeter keamanan yang lebih efektif guna mencegah kebangkitan kembali kelompok militan seperti hamas.
netanyahu juga mengungkapkan bahwa israel tidak ingin mengelola gaza secara permanen, melainkan akan menyerahkan wilayah itu kepada kekuatan arab yang “bersedia memerintah.”
namun, ia tidak menjelaskan secara rinci negara-negara arab mana yang akan dilibatkan atau bentuk pemerintahan seperti apa yang direncanakan.
pernyataan ini memunculkan banyak spekulasi soal koalisi arab, kemungkinan peran mesir atau yordania, serta efek domino terhadap stabilitas kawasan timur tengah.
sumber internal menyebutkan bahwa israel mempertimbangkan strategi pengambilalihan wilayah gaza secara bertahap.
dalam skenario ini, warga sipil palestina akan menerima peringatan evakuasi, memberi mereka waktu sebelum pasukan israel mulai bergerak ke wilayah-wilayah yang masih belum dikuasai.
langkah ini dinilai berisiko tinggi menimbulkan krisis kemanusiaan lebih besar, terutama mengingat gaza sudah menghadapi blokade dan serangan hampir dua tahun terakhir.
jika israel benar-benar mengambil alih seluruh gaza, itu akan menjadi pembalikan kebijakan besar dari keputusan tahun 2005, ketika israel secara sepihak menarik seluruh tentara dan pemukim yahudi dari wilayah tersebut.
namun, sejak hamas memenangkan pemilu di gaza pada 2006, banyak pihak di sayap kanan israel menyalahkan keputusan penarikan tersebut sebagai kesalahan strategis besar.
hingga kini belum jelas apakah rencana netanyahu bersifat jangka pendek, hanya untuk menghancurkan kekuatan hamas dan membebaskan sandera atau merupakan bagian dari agenda jangka panjang untuk kontrol militer penuh atas wilayah gaza.
pengamat politik menilai bahwa kebijakan ini berpotensi mengubur harapan akan solusi dua negara dan justru memperpanjang konflik berkepanjangan antara israel dan palestina.
apa dampaknya bagi dunia internasional?
langkah ini diprediksi akan memicu:
- kecaman dari pbb dan organisasi ham internasional
- penolakan dari negara-negara timur tengah dan komunitas muslim global
- ketegangan diplomatik antara israel dan sekutu-sekutu baratnya, termasuk as dan uni eropa
sementara itu, jutaan warga palestina di gaza menghadapi ketidakpastian lebih besar soal masa depan mereka.