bacakoran.co - kota manado, sulawesi utara, kembali diguncang oleh peristiwa kriminal yang menggemparkan publik. seorang pemuda bernama joel alberto tanos, cucu dari salah satu tokoh pengusaha ternama yang dikenal sebagai bagian dari kelompok "9 naga sulut", tewas secara tragis setelah ditikam secara brutal oleh seorang pria bernama ervan siging.
peristiwa ini tidak hanya menyisakan duka mendalam bagi keluarga korban, tetapi juga memicu kemarahan masyarakat luas yang menuntut keadilan ditegakkan seadil-adilnya.
joel alberto tanos, yang baru berusia 18 tahun, menjadi korban ketiga dari rangkaian kasus pembunuhan yang diduga kuat dilakukan oleh ervan siging.
pria berusia 27 tahun itu ternyata bukan orang baru dalam dunia kriminal.
ia memiliki rekam jejak yang mengerikan, termasuk dua kasus pembunuhan sebelumnya yang telah merenggut nyawa bryan rondonuwu, seorang karyawan bank pada tahun 2015, dan adriano manorek, seorang pengemudi taksi online pada tahun 2019.
kedua kasus tersebut sempat membuat heboh, namun pelaku akhirnya bebas dan kembali berulah.
tragedi terbaru ini bermula pada senin pagi, 4 agustus 2025, sekitar pukul 07.00 wita.
joel, yang sedang mencari keberadaan kekasihnya, mendapati sang pacar tengah berpesta minuman keras bersama beberapa pria dewasa di sebuah rumah di kawasan sion, sario, manado.
melihat pemandangan tersebut, joel langsung tersulut emosi. pertengkaran pun tak terhindarkan antara joel dan dua pria yang berada di lokasi, yakni ervan siging dan abdul muchlis rawasi.
percekcokan yang awalnya hanya berupa adu mulut berubah menjadi perkelahian fisik.
di tengah kekacauan itu, ervan secara tiba-tiba mencabut senjata tajam dan menikam joel secara brutal di bagian dada, pinggul, dan leher.
luka-luka parah tersebut menyebabkan joel tewas seketika di tempat kejadian.
sementara abdul muchlis rawasi, yang juga berada di lokasi, diketahui hanya terlibat dalam perkelahian dan tidak ikut dalam aksi penusukan.
polisi bergerak cepat dan berhasil menangkap kedua tersangka.
ervan siging langsung ditetapkan sebagai tersangka utama dalam kasus pembunuhan ini, sementara abdul muchlis rawasi masih diperiksa lebih lanjut terkait keterlibatannya.
publik manado pun bereaksi keras terhadap kejadian ini. banyak warga yang menyuarakan kemarahan mereka di media sosial, menuntut agar pelaku dijatuhi hukuman maksimal.
salah satu komentar yang viral berbunyi, “boleh hukum se umur hidop sampe busuk dlm panjara for pelaku yang da ba tikang ni dia,” yang menunjukkan betapa geramnya masyarakat terhadap tindakan keji yang dilakukan oleh ervan.
unggahan dari akun facebook vanly solang juga memperkuat informasi bahwa joel adalah korban ketiga dari rangkaian pembunuhan yang dilakukan oleh pelaku yang sama.
kematian joel alberto tanos bukan hanya menjadi tragedi pribadi bagi keluarga besar 9 naga sulut, tetapi juga menjadi simbol kegagalan sistem dalam mencegah pelaku kriminal kambuhan kembali beraksi.
banyak pihak mempertanyakan bagaimana seseorang dengan riwayat pembunuhan bisa bebas dan kembali melakukan kejahatan serupa.
kini, masyarakat manado menanti langkah tegas dari aparat penegak hukum.
mereka berharap agar kasus ini tidak hanya ditangani secara serius, tetapi juga menjadi momentum untuk memperbaiki sistem hukum dan pengawasan terhadap mantan narapidana yang berpotensi membahayakan masyarakat.
tragedi ini adalah pengingat pahit bahwa keadilan bukan hanya soal menghukum, tetapi juga soal mencegah agar tragedi serupa tidak terulang kembali.