bacakoran.co - surabaya kembali menunjukkan wajah inklusif dan penuh cinta dalam peringatan ke-80.
tepat pada 2025, sekolah disabilitas tuli karya mulya surabaya menggelar upacara bendera yang sangat menyentuh hati.
yang membuatnya istimewa, seluruh rangkaian upacara dilakukan menggunakan bahasa isyarat oleh para siswa penyandang tuli.
upacara tersebut bukan sekadar seremoni tahunan, melainkan simbol inklusi dan kesetaraan.
seluruh petugas upacara adalah guru-guru yang turut menggunakan bahasa isyarat, menciptakan suasana khidmat yang menyentuh hati siapa pun yang menyaksikannya.
dalam durasi singkat, video tersebut berhasil menyampaikan pesan kuat: bahwa kemerdekaan adalah milik semua warga negara, tanpa terkecuali.
semangat kemerdekaan tanpa batas
puluhan siswa dengan semangat membara mengikuti upacara dengan penuh khidmat. meski tanpa suara, makna kemerdekaan justru terasa lebih dalam.
bahasa isyarat menjadi alat komunikasi utama, menggantikan aba-aba lisan dan pidato.
para guru bertindak sebagai petugas upacara, memastikan setiap gerakan dan makna tersampaikan dengan sempurna.
melansir dari video youtube cnn indonesia, yang memperlihatkan betapa antusias dan bangganya para siswa dalam merayakan kemerdekaan bangsa.
gerakan tangan yang tegas, ekspresi wajah yang penuh semangat, dan suasana yang hening namun bermakna, membuat siapa pun yang menyaksikan tak kuasa menahan haru.
bahasa isyarat: simbol kesetaraan dan kebangsaan
upacara ini bukan sekadar seremoni, melainkan pernyataan kuat bahwa kemerdekaan adalah milik semua orang termasuk mereka yang hidup dengan keterbatasan pendengaran.
bahasa isyarat menjadi jembatan komunikasi yang menyatukan siswa, guru, dan masyarakat dalam satu semangat: indonesia yang inklusif dan berdaulat.
dengan menggelar upacara seperti ini, slb karya mulya surabaya menunjukkan bahwa keterbatasan fisik tidak menghalangi semangat nasionalisme.
justru, mereka mengajarkan kita arti kemerdekaan yang sesungguhnya: kebebasan untuk berpartisipasi, berekspresi, dan dihargai.
pendidikan inklusif yang menginspirasi
sekolah karya mulya surabaya telah lama menjadi pelopor pendidikan inklusif di jawa timur.
dengan pendekatan yang ramah disabilitas, sekolah ini tidak hanya mengajarkan akademik, tetapi juga membangun karakter dan rasa percaya diri siswa.
upacara kemerdekaan ini menjadi bukti nyata bahwa keterbatasan fisik tidak menghalangi semangat nasionalisme.
juga menyoroti bagaimana para pendidik di slb berjuang mewujudkan mimpi anak-anak disabilitas untuk bisa berkontribusi bagi bangsa.
mereka percaya bahwa setiap anak, apapun kondisinya, berhak mendapatkan pendidikan dan kesempatan yang sama.
makna kemerdekaan yang sesungguhnya
upacara ini mengajarkan kita bahwa kemerdekaan bukan hanya soal bebas dari penjajahan, tetapi juga tentang kebebasan berekspresi, berpartisipasi, dan dihargai sebagai manusia seutuhnya.
bahasa isyarat yang digunakan dalam upacara menjadi simbol bahwa komunikasi dan cinta tanah air tidak mengenal batas suara.
dengan tema hut ri ke-80 “bersatu, berdaulat, rakyat sejahtera, indonesia maju,” momen ini menjadi pengingat bahwa perjuangan belum selesai.
kita masih harus memastikan bahwa setiap anak bangsa, termasuk mereka yang memiliki keterbatasan, dapat merayakan kemerdekaan dengan penuh makna dan kebanggaan.