Rapor Tim Promosi Super League 2025/2026, Hanya Bhayangkara FC Masih Kesulitan Raup 3 Angka

Ekspresi kebagiaan pemain PSIM saat kalahkan Persebaya 1-0 di Gelora Bung Tomo -I. league-
BACAKORAN.CO - Pemberlakukan kuota 11 pemain asing di Super League 2025/2026 membuat kejutan terjadi di setiap pertandingan. Bahkan, tim promosi juga mencatatkan hasil yang di luar prediksi.
Musim ini, ada tiga tim yang promosi ke Super League 2025/2026. PSIM Yogyakarta, Persijap Jepara, dan Bhayangkara FC.
Di Super Legaue 2025/2026, PSIM Yogyakarta langsung gas pol dan hajar Persebaya Surabaya dengan kedudukan 1-0 pada laga pembukaan Super League 2025/2026.
Ini kejutan karena Persebaya merupakan tim papan atas musim lalu, peringkat keempat usai koleksi 15 kemenangan, 11 hasil imbang, dan 8 kekalahan dengan tabungan poin total 56 angka. Mereka juga bermain di depan publik sendiri.
BACA JUGA:Eks Pelatih Timnas Malaysia Masih Kesulitan Berikan Kemenangan untuk Persik, Ini Super League Bung!
Lalu pada pekan kedua Super League 2025/2026, giliran Persijap Jepara yang bikin kejutan. Persijap hajar juara musim lalu, Persib Bandung dengan kedudukan 2-1.
Kemenangan ini melengkapi catatan positif Persijap yang baru manggung kembali di kompetisi kasta tertinggi Indonesia. Terakhir kali Persijap main di kasta tertinggi kompetisi Indonesia adalah musim 2014.
Nah, satu-satunya tim promosi yang masih belum rasakan manisnya tiga angka adalah Bhayangkara FC. Tim milik korps coklat ini baru hasilkan 1 angka dari dua pertandingan.
Usai mengawali perjalanan di Super League dengan kekalahan 0-1 dari Borneo FC, mereka bermain imbang 1-1 saat melawan PSM Makassar pada pekan kedua.
Bhayangkara FC saat hadapi Borneo FC di Super League-I.League-
Perjalanan yang kurang mulus ini membuat Bhayangkara tercecer di peringkat ke-15 klasemen sementara Super League 2025/2026. Sementara PSIM ada di posisi ke-6 dan peringkat ke-5 untuk Persijap Jepara.
Hanya saja memang, dari dua laga yang sudah dijalani, Persijap sudah mendapatkan 10 kartu kuning dari wasit.
Hal ini tentunya karena anak asuhan pelatih Mario Lemos menunjukkan permainan high pressure dan fighting spirit yang tinggi sehingga melahirkan benturan-benturan yang terkadang tercipta pelanggaran keras.