BACAKORAN.CO -- Hingga Rabu siang 3 September 2025 pasca dugaan keracunan makanan pada Program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang dialami siswa siswi Sekolah Dasar Negeri (SDN) 5 dan Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) 1 Pedamaran Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI) Sumatera Selatan, belum ada penjelasan resmi penyebab kejadian itu.
Sementara data terakhir jumlah siswa yang mengalami keracunan yang sebelumnya hanya belasan siswa ternyata kini diketahui jumlahnya mencapai 80 orang.
Sebagian besar siswa korban keracuran yang dirawat di Puskesmas Pedamaran mengaku mengalami gejala mual, muntah, sakit kepala, sakit perut serta diare.
Beberapa siswa menyebutkan jika sebelum menyantap nasi dengan lauk soto ayam, tahu dengan minuman susu dan buah jeruk itu menyebutkan jika saat hendak menyantap makanan yang disediakan, soto yang disiapkan sudah berbau tak sedap.
BACA JUGA:Belasan Siswa SD dan SMP di Pedamaran OKI Keracunan Program MBG, Sekda Pantau Korban yang Masih Dirawat
BACA JUGA:Keracunan MBG? Tenang, Korban Bakal Ditanggung Asuransi, Begini Penjelasan Lengkapnya!
"Menu soto daging ayam yang disediakan sebelum kami makan siang itu sudah mengeluarkan bau busuk,"cetus salah seorang siswi SMP N 1 Pedamaran.
Kepala SMPN 1 Pedamaran, Lindawati menyebut, sejak seminggu menerima MBG baru ini pertama terjadi dugaan siswa keracunan. Dia sendiri mendapat kabar ada siswa keracunan pada sore hari. " Ada sekitar 50 siswa kami yang mengalami dugaan keracunan,"katanya.
Sementara itu Kepala SDN 5 Pedamaran, Sri Astuti mengatakan jika siswanya yang mengalami dugaan keracunan itu adalah siswa yang masuk sekolah siang. Paket MBG diterima pukul 11.30 WIB sementara siswa baru menyantapnya sekira pukul 15.00 WIB.
Masih menurut Sri Astuti, sebelumnya ia juga pernah komplain kepada pihak katering penyedia MBG karena pernaah ada telur yang belum masak dan sayur basi diberikan kepada siswa.
BACA JUGA:Sadis! Fakta Mengejutkan, Kasus Pembunuhan 5 Jenazah di Indramayu
BACA JUGA:5 Varian Susu Almond Sehat untuk Gaya Hidup Aktif dan Produktif, Minuman Nabati Favorit Gen Z yang Kaya Manfaa
Sementara itu, Sekretaris Daerah (Sekda) Pemerintah Kabupaten OKI, H Asmar Wijaya yang Rabu pagi meninjau langsung kondisi korban keracunan mengatakan bahwa penanganan korban yang diberikan tim medis di Puskesmas Pedamaran sudah cukup bagus.
Karena itu kata dia, pada Rabu pagi sudah ada korban yang di perbolehkan pulang."Kita sampaikan kepada pihak Puskesmas Pedamaran untuk selalu berkoordinasi, jika ada pasien yang kondisinya butuh pelayanan khusus bisa di rujuk ke RSUD Kayuagung,"katanya.
Pada Rabu pagi, Asmar Wijaya juga langsung melihat dapur Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG). Asmar Wijaya menyoroti masalah pengolahan limbah. "Kami minta Dinas Lingkungan Hidup melakukan peninjauan limbah ke sini dan secara berkala melakukan pengawasan pengolahan limbah,"katanya.
"Laporan peninjauan kami ini akan dilaporkan ke pusat sudah berkoordinasi dengan Korwil BGN, menjadi bahan tindak lanjut kedepannya,"ujarnya.
Siswa Sebut Soto Ayam MBG Sudah Berbau, Ada yang Baru Dimakan Pukul 15.00 WIB. Sekda Soroti Limbah Dapur SPPG
Doni Bae
Doni Bae
bacakoran.co -- hingga rabu siang 3 september 2025 pasca dugaan pada program yang dialami siswa siswi sekolah dasar negeri (sdn) 5 dan kabupaten ogan komering ilir (oki) sumatera selatan, belum ada penjelasan resmi penyebab kejadian itu.
sementara data terakhir jumlah siswa yang mengalami keracunan yang sebelumnya hanya belasan siswa ternyata kini diketahui jumlahnya mencapai 80 orang.
sebagian besar siswa korban keracuran yang dirawat di puskesmas pedamaran mengaku mengalami gejala mual, muntah, sakit kepala, sakit perut serta diare.
beberapa siswa menyebutkan jika sebelum menyantap nasi dengan lauk , tahu dengan minuman susu dan buah jeruk itu menyebutkan jika saat hendak menyantap makanan yang disediakan, soto yang disiapkan sudah berbau tak sedap.
"menu soto daging ayam yang disediakan sebelum kami makan siang itu sudah mengeluarkan bau busuk,"cetus salah seorang siswi smp n 1 pedamaran.
kepala smpn 1 pedamaran, lindawati menyebut, sejak seminggu menerima mbg baru ini pertama terjadi dugaan siswa keracunan. dia sendiri mendapat kabar ada siswa keracunan pada sore hari. " ada sekitar 50 siswa kami yang mengalami dugaan keracunan,"katanya.
sementara itu kepala sdn 5 pedamaran, sri astuti mengatakan jika siswanya yang mengalami dugaan keracunan itu adalah siswa yang masuk sekolah siang. paket mbg diterima pukul 11.30 wib sementara siswa baru menyantapnya sekira pukul 15.00 wib.
masih menurut sri astuti, sebelumnya ia juga pernah komplain kepada pihak katering penyedia mbg karena pernaah ada telur yang belum masak dan sayur basi diberikan kepada siswa.
sementara itu, sekretaris daerah (sekda) pemerintah kabupaten oki, h asmar wijaya yang rabu pagi meninjau langsung kondisi korban keracunan mengatakan bahwa penanganan korban yang diberikan tim medis di puskesmas pedamaran sudah cukup bagus.
karena itu kata dia, pada rabu pagi sudah ada korban yang di perbolehkan pulang."kita sampaikan kepada pihak puskesmas pedamaran untuk selalu berkoordinasi, jika ada pasien yang kondisinya butuh pelayanan khusus bisa di rujuk ke rsud kayuagung,"katanya.
pada rabu pagi, asmar wijaya juga langsung melihat dapur satuan pelayanan pemenuhan gizi (sppg). asmar wijaya menyoroti masalah pengolahan limbah. "kami minta dinas lingkungan hidup melakukan peninjauan limbah ke sini dan secara berkala melakukan pengawasan pengolahan limbah,"katanya.
"laporan peninjauan kami ini akan dilaporkan ke pusat sudah berkoordinasi dengan korwil bgn, menjadi bahan tindak lanjut kedepannya,"ujarnya.
terkait penyebab keracunan yang terjadi di sdn 5 dan smp 1 pedamaran menurut sekda, sampel makanan, feses, darah dan muntah korban sudah dibawa ke bpom untuk dilakukan pemeriksaan.
"dari hasil wawancara dengan beberapa korban dan guru, diduga jarak antara distribusi dengan konsumsi terlalu lama. seharusnya dua jam itu sudah harus sudah dikonsumsi. nah ini ada yang hingga 4 jam baru dikonsumsi,"katanya.
asmar wijaya juga mengingatkan guru dan siswa agar makanan yang dibagikan dalam program mbg di sekolah tidak boleh dibawa pulang karena dikhawatirkan akan basi. "ini kejadian yang pertama dan mudah-mudahan yang terakhir,"katanya.