bacakoran.co - setelah aksi yang berujung anarkis akibat isu wacana , publik akhirnya bisa sedikit lega.
menteri keuangan (menkeu) sri mulyani indrawati memastikan jika tahun 2026 pemerintah tidak akan menaikkan tarif pajak maupun menambah jenis pajak baru.
fokus ke penerimaan, bukan tambah beban rakyat
sri mulyani menegaskan jika meski kebutuhan belanja negara terus melonjak, rakyat tidak akan dipaksa menanggung tambahan beban lewat kenaikan pajak.
“pendapatan negara memang harus ditingkatkan, tapi tanpa kebijakan baru yang memberatkan. pajak tetap sama, tidak ada penambahan tarif maupun jenis baru,” ujar sri mulyani dalam rapat kerja bersama komite iv dpd ri, menteri ppn/kepala bappenas rachmat pambudy, serta gubernur bank indonesia perry warjiyo secara daring.
apbn 2026 membengkak, pajak masih jadi andalan
pemerintah sudah merancang belanja negara di rapbn 2026 sebesar rp 3.786,5 triliun, dengan target pendapatan rp 3.147,7 triliun.
dari angka tersebut, penerimaan pajak ditargetkan rp 2.357,7 triliun, naik 13,5% dibanding proyeksi tahun 2025.
namun, alih-alih menaikkan tarif, strategi yang dipilih pemerintah adalah memperbaiki sistem administrasi perpajakan, meningkatkan kepatuhan wajib pajak, dan memperketat pengawasan terhadap mereka yang sengaja menghindar dari kewajiban.
pajak lebih adil: yang mampu bayar, yang lemah dibantu
sri mulyani menegaskan, prinsip keadilan tetap jadi pegangan.
“mereka yang mampu dan berkewajiban, harus patuh membayar pajak dengan sistem yang makin mudah. sementara yang lemah dan belum mampu, akan mendapat bantuan maksimal,” tegas bendahara negara itu.
publik menanti implementasi
pernyataan ini sontak menjadi sorotan pasca-ricuh demo yang menolak wacana pajak baru.
meski janji sudah dilontarkan, kini masyarakat menunggu realisasinya.
benarkah pajak tak akan naik, atau hanya janji manis di depan publik?