Dokter Anestesi di Prancis Diduga Racuni 30 Pasien, 12 Tewas: Sidang Perdana Digelar

Dokter anestesi di prancis diduga racuni 30 pasien & 12 tewas, sidang perdana digelar-Ilustrasi -
Ayahnya meninggal dunia akibat henti jantung saat operasi ginjal pada 2008.
Hasil autopsi menunjukkan adanya overdosis lidokain, obat bius lokal yang digunakan dalam prosedur anestesi.
BACA JUGA:Tak Tahu Diri, Israel Makin Gencar Rebut Gaza Sepenuhnya, Gedung-gedung Mulai Dihancurkan!
BACA JUGA:Ini Tokoh Diprediksi Jadi Pengganti PM Jepang Shigeru Ishiba yang Mengundurkan Diri!
“Frederic Pechier adalah penolong pertama ketika henti jantung terjadi,” ujar Iehlen, mengutip laporan AFP.
Sementara itu, Pechier membantah semua tuduhan dan menyebut bahwa sebagian besar kasus keracunan pasien adalah akibat kesalahan medis dari rekan-rekannya.
“Saya dituduh melakukan kejahatan keji yang tidak saya lakukan,” kata Pechier dalam pernyataan sebelumnya pada 2017.
Reputasi Pechier di kalangan tenaga medis terbelah.
Sebagian menyebutnya sebagai “ahli anestesi bintang” karena kemampuannya menangani kasus-kasus kritis, sementara yang lain menggambarkannya sebagai sosok arogan dan manipulatif.
Kasus Frederic Pechier menjadi salah satu skandal medis terbesar di Prancis dalam satu dekade terakhir.
Dengan jumlah korban yang signifikan dan dugaan motif yang kompleks, sidang ini dipantau ketat oleh publik dan media internasional.
Jika terbukti bersalah, Pechier bisa menghadapi hukuman maksimal penjara seumur hidup.