bacakoran.co — suasana panas melanda posko aliansi masyarakat bersatu (ampb) pada senin malam, 8 september 2025, ketika ahmad husein hafid, mantan inisiator demo besar pati, tiba-tiba muncul di lokasi.
kedatangannya memicu kemarahan warga dan nyaris berujung pada aksi massa.
husein, yang sebelumnya dikenal sebagai tokoh utama dalam besar pada 13 agustus 2025, kini dicap sebagai pengkhianat setelah menyatakan mundur dari gerakan dan berbalik mendukung bupati pati, sudewo.
husein datang sekitar pukul 23.00 wib dengan menumpang mobil abu-abu yang diparkir di sebelah barat alun-alun pati.
ia turun dari kursi penumpang dan berjalan menuju posko ampb. namun, belum sempat tiba, ia langsung disambut oleh koordinator ampb, supriyono alias botok, yang merekam kedatangannya dengan kamera ponsel.
“kowe rene mabuk meh lahopo?” (kamu ke sini mabuk mau ngapain?), tanya botok.
husein membantah tudingan tersebut dan menegaskan bahwa dirinya tidak dalam kondisi mabuk.
namun, suasana semakin memanas ketika puluhan anggota ampb mengerubunginya sambil meneriakkan kata-kata seperti “pengkhianat” dan “penjilat sudewo.”
beberapa warga bahkan mengajak husein berkelahi.
botok mengaku mencium bau alkohol dari mulut husein dan menduga ia datang dalam kondisi tidak sadar sepenuhnya.
“husein datang ke posko dengan kondisi mabuk. ada bau miras dari mulutnya,” ujar botok.
husein sempat menyatakan bahwa dirinya bertanggung jawab atas kondusivitas pati, namun ucapannya justru memperkeruh suasana.
menurut botok, ia tidak mengetahui maksud kedatangan husein dan telah meminta warga untuk tetap tenang dan tidak anarkis.
“saya harap masyarakat kondusif dan tidak anarkis. saya juga sudah meminta warga untuk tidak anarkis,” tegas botok.
melihat situasi yang semakin tidak terkendali, husein memutuskan kembali ke mobilnya.
namun, ketika hendak meninggalkan lokasi, mobil yang ditumpanginya mogok tepat di depan kantor bupati pati, sisi utara alun-alun.
kerumunan warga yang semakin membesar langsung mengerubungi mobil tersebut dan melontarkan makian.
aparat kepolisian dan tni yang menerima laporan segera turun tangan.
mereka mengevakuasi husein dan mobilnya ke tempat aman, yakni halaman pendopo kabupaten pati, guna mencegah terjadinya kekerasan.
“ada informasi bahwa ada kerumunan warga. ada teriakan-teriakan yang membuat suasana gaduh. kemudian, kami amankan salah satu orang (husein) dan mobilnya kami evakuasi. mobilnya mati (mogok),” jelas kasat reskrim polresta pati, kompol heri dwi utomo.
setelah proses evakuasi, situasi di sekitar alun-alun kembali kondusif.
meski tidak terjadi insiden anarkis, ketegangan yang muncul menunjukkan betapa dalamnya kekecewaan warga terhadap husein, yang sebelumnya menjadi simbol perjuangan namun kini dianggap berpaling demi kepentingan pribadi.
kejadian ini menjadi sorotan publik, terutama di media sosial, di mana banyak netizen mempertanyakan motif husein dan menyayangkan potensi konflik yang bisa mengganggu gerakan masyarakat sipil.
di tengah tuntutan akan transparansi dan keadilan, insiden ini menjadi pengingat bahwa kepercayaan publik terhadap tokoh gerakan sangat rentan, dan perubahan sikap bisa memicu reaksi keras dari basis massa.