BACAKORAN.CO - Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa menegaskan komitmennya untuk mendorong pertumbuhan ekonomi nasional melalui kebijakan fiskal dan moneter yang lebih bersahabat terhadap sektor perbankan.
Dalam pernyataannya di Istana Negara, Jakarta, Selasa (9/9/2025), Purbaya menyatakan bahwa sinergi antara Kementerian Keuangan dan Bank Indonesia (BI) akan difokuskan pada pelonggaran likuiditas tanpa membebani sistem keuangan.
“Kita akan sinergi, jangan sampai kebijakan saya dan BI mencekik sistem perbankan dalam hal likuiditas,” ujar Purbaya.
Ia mengungkapkan bahwa koordinasi telah dilakukan dengan Deputi Senior BI, Destry Damayanti, dan mendapat restu dari Presiden.
BACA JUGA:Baru Dilantik, Menkeu Purbaya Jadi Sorotan Usai Respons Tuntutan 17+8: Itu Suara Sebagian Kecil Rakyat
BACA JUGA:Menanti Gebrakan Purbaya Yudhi Sadewa, Menkeu Baru Pengganti Sri Mulyani
Langkah-langkah strategis akan segera diambil untuk memastikan likuiditas masyarakat meningkat secara signifikan.
Bank Indonesia telah lebih dulu memulai pelonggaran dengan menurunkan suku bunga acuan (BI Rate) hingga 5%.
Di sisi lain, pemerintah berkomitmen mempercepat pencairan anggaran agar program-program pembangunan berjalan sesuai jadwal dan mampu menghidupkan sektor swasta.
“Program yang ada akan dibuat berjalan cepat sesuai dengan waktu yang ditetapkan,” kata Purbaya.
BACA JUGA:KPK Tahan 3 Tersangka Kasus Suap Katalis Bensin di Pertamina: Kontrak Rp176 Miliar Diusut
BACA JUGA:PM Nepal KP Sharma Oli Mundur Usai Demo Besar-Besaran Gen Z: Korupsi dan Larangan Media Sosial Jadi Pemicu
Purbaya menilai bahwa ekonomi Indonesia masih memiliki ruang besar untuk tumbuh tanpa risiko inflasi yang berlebihan.
Dengan inflasi year-on-year per Agustus 2025 tercatat hanya 2,31%, ia menegaskan bahwa langkah agresif dalam pelonggaran likuiditas tidak akan memicu lonjakan harga.
Purbaya Gandeng BI, Janji Longgarkan Likuiditas Tanpa Cekik Perbankan
Melly
Melly
bacakoran.co - menteri keuangan yudhi sadewa menegaskan komitmennya untuk mendorong pertumbuhan ekonomi nasional melalui kebijakan fiskal dan moneter yang lebih bersahabat terhadap sektor perbankan.
dalam pernyataannya di istana negara, jakarta, selasa (9/9/2025), menyatakan bahwa sinergi antara kementerian keuangan dan bank indonesia (bi) akan difokuskan pada pelonggaran likuiditas tanpa membebani sistem keuangan.
“kita akan sinergi, jangan sampai kebijakan saya dan bi mencekik sistem perbankan dalam hal likuiditas,” ujar purbaya.
ia mengungkapkan bahwa koordinasi telah dilakukan dengan deputi senior bi, destry damayanti, dan mendapat restu dari presiden.
langkah-langkah strategis akan segera diambil untuk memastikan likuiditas masyarakat meningkat secara signifikan.
bank indonesia telah lebih dulu memulai pelonggaran dengan menurunkan suku bunga acuan (bi rate) hingga 5%.
di sisi lain, pemerintah berkomitmen mempercepat pencairan anggaran agar program-program pembangunan berjalan sesuai jadwal dan mampu menghidupkan sektor swasta.
“program yang ada akan dibuat berjalan cepat sesuai dengan waktu yang ditetapkan,” kata purbaya.
purbaya menilai bahwa ekonomi indonesia masih memiliki ruang besar untuk tumbuh tanpa risiko inflasi yang berlebihan.
dengan inflasi year-on-year per agustus 2025 tercatat hanya 2,31%, ia menegaskan bahwa langkah agresif dalam pelonggaran likuiditas tidak akan memicu lonjakan harga.
“masih jauh kalau kita bilang demand pull inflasi akan terjadi. artinya, pertumbuhan yang terlalu cepat menyebabkan inflasi,” jelasnya.
langkah purbaya menggandeng bi dalam merancang kebijakan fiskal dan moneter yang lebih fleksibel menjadi sinyal positif bagi pelaku usaha dan sektor perbankan.
dengan pelonggaran likuiditas, penurunan suku bunga, dan percepatan anggaran, pemerintah berharap dapat menciptakan iklim ekonomi yang lebih dinamis dan inklusif.