bacakoran.co - di tengah yang penuh tekanan, banyak orang merasa sulit untuk menemukan kebahagiaan.
bukanlah sesuatu yang harus ditunggu datangnya melainkan sesuatu yang harus dipaksakan.
ya, paksa diri untuk bahagia, itulah pesan kuat yang disampaikan beliau dengan nada lembut namun penuh makna.
melansir dari video tiktok @maysafidin, konsep ini sangat relevan di era digital saat ini, di mana media sosial sering kali menjadi sumber perbandingan yang menyakitkan.
banyak orang merasa hidupnya kurang sempurna karena melihat pencapaian orang lain.
padahal, menurut ustadzah, kebahagiaan sejati bukan berasal dari luar, melainkan dari dalam diri dari cara kita menyikapi dan menjalani hidup dengan ikhlas.
bahagia itu tanggung jawab diri
menurut ustadzah halimah, kebahagiaan bukanlah hadiah dari dunia, melainkan hasil dari perjuangan batin.
ketika hati sedang gelisah, bukan berarti kita harus larut dalam kesedihan.
justru saat itulah kita perlu memaksa diri untuk bahagia.
“kalau bukan kita yang memaksa diri untuk bahagia, siapa lagi?” ujar beliau dengan penuh kelembutan.
memaksa diri untuk bahagia bukan berarti membohongi perasaan, tetapi memilih untuk tetap bersyukur dan tersenyum meski dalam ujian.
ini adalah bentuk mujahadah perjuangan melawan bisikan negatif dan hawa nafsu yang ingin menyeret kita ke dalam keluh kesah.
perspektif islam tentang kebahagiaan
dalam islam, kebahagiaan sejati berasal dari hati yang tenang dan berserah kepada allah.
ustadzah halimah mengingatkan bahwa kita adalah hamba allah dan bagian dari umat nabi muhammad.
maka, ketika hati terasa berat, ingatlah bahwa allah mencintai kita.
“kalau bukan karena cinta allah, kita tidak akan bisa mengucapkan ‘la ilaha illallah’,” kata beliau dalam ceramahnya.
kebahagiaan bukan tentang memiliki segalanya, tetapi tentang menyadari bahwa kita sudah memiliki cukup.
dengan memperbanyak dzikir, membaca al-qur’an, dan menjaga salat, hati akan lebih mudah menerima takdir dan merasa lapang.
tips memaksa diri untuk bahagia ala ustadzah halimah
berikut beberapa cara praktis yang bisa dilakukan untuk memaksa diri agar tetap bahagia:
1. mulai hari dengan syukur.
ucapkan “alhamdulillah” setiap pagi sebagai bentuk kesadaran atas nikmat hidup.
2. tersenyum meski berat.
senyum adalah sedekah dan bisa mengubah suasana hati.
3. jangan bandingkan hidupmu.
fokus pada nikmat yang sudah dimiliki, bukan pada kekurangan.
4. dekatkan diri pada allah.
salat tepat waktu, baca al-qur’an, dan perbanyak doa.
5. ingat identitasmu.
kamu adalah hamba allah yang dicintai-nya.
pesan dari ustadzah halimah alaydrus menjadi pengingat bahwa bahagia bukanlah kondisi ideal yang harus ditunggu, melainkan sikap yang harus dibentuk.
memaksa diri untuk bahagia adalah bentuk kekuatan spiritual yang akan membentuk jiwa yang tangguh dan hati yang lapang.
jadi, saat hidup terasa berat, ingatlah nasehat lembut dari beliau: “paksa diri untuk bahagia.”
karena di balik paksaan itu, ada cahaya yang akan menuntun kita menuju ketenangan dan ridha allah.