bacakoran.co - sebuah insiden terjadi di pantai muara air haji, kecamatan linggo sari baganti, kabupaten pesisir selatan, sumatera barat, pada jumat pagi (12/9/2025).
terlihat dari unggahan ulang video akun instagram @feedgramindo, sebuah patroli milik direktorat jenderal pengawasan sumber daya kelautan dan perikanan (psdkp), kementerian kelautan dan perikanan (), dilaporkan hangus terbakar setelah diserbu massa nelayan setempat.
kapal bernama spinner dolphin itu sebelumnya tengah menjalankan misi penegakan hukum terhadap praktik penangkapan ikan ilegal.
pemicu konflik
kejadian bermula sekitar pukul 08.00 wib, ketika kapal spinner dolphin melakukan patroli hari ketiga di wilayah pesisir.
menurut kapten kapal, hakimi, patroli tersebut merupakan tindak lanjut dari laporan seorang anggota dprd kabupaten pesisir selatan yang mengungkap adanya penggunaan alat tangkap terlarang oleh sejumlah nelayan.
alat yang dimaksud adalah pukat lampara dasar atau mini trawl—jenis jaring yang dikenal merusak ekosistem laut, termasuk terumbu karang, dan telah dilarang sejak tahun 1980.
saat mencoba menghentikan beberapa kapal nelayan yang diduga melanggar aturan, sebagian besar kapal melarikan diri.
namun, satu unit berhasil dicegat.
ketika petugas memerintahkan kapal tersebut berhenti, sang nahkoda justru memacu kapalnya ke arah pantai.
dua petugas kkp, pebri dan harry, sempat melompat ke kapal nelayan untuk menenangkan situasi dan menegaskan bahwa mereka tidak melakukan penangkapan terhadap nelayan, melainkan hanya ingin menyita alat tangkap yang dilarang.
namun, kapal nelayan tetap dikandaskan ke tepi pantai, memicu kerumunan warga dan nelayan yang mulai berdatangan ke lokasi.
ketegangan meningkat, dan meski tidak terjadi kekerasan fisik terhadap petugas kkp, massa yang marah membakar kapal spinner dolphin yang berada sekitar 500 meter dari lokasi utama.
api cepat membesar dan menghanguskan kapal tersebut.
evakuasi dan penyelidikan
kapolsek linggo sari baganti, akp welly anoftri, sh., menyatakan bahwa pihaknya segera menerima laporan dari tokoh masyarakat setempat dan langsung mengerahkan personel ke lokasi kejadian.
“seluruh personel kkp yang berjumlah delapan orang berhasil dievakuasi dengan selamat ke mapolsek,” ujar welly dilansir bacakoran.co dari kompascom.
ia juga menambahkan bahwa saat ini pihak kepolisian tengah melakukan penyelidikan terkait pembakaran kapal tersebut.
“semua personel patroli psdkp dalam keadaan selamat dan diamankan di mapolsek,” tegasnya.
dampak lingkungan dan ketegangan sosial
penggunaan pukat lampara dasar memang menjadi isu sensitif di kalangan nelayan dan aparat penegak hukum.
meski alat ini efektif menangkap ikan-ikan dasar seperti udang dan kerapu, dampaknya terhadap lingkungan sangat merusak.
terumbu karang yang menjadi rumah bagi berbagai spesies laut bisa hancur, mengganggu keseimbangan ekosistem dan mengancam keberlanjutan sumber daya perikanan.
di sisi lain, sebagian nelayan mengaku terpaksa menggunakan alat tersebut karena hasil tangkapan yang lebih banyak dan kebutuhan ekonomi yang mendesak.
ketegangan antara aparat dan nelayan pun tak terhindarkan, terutama ketika patroli dilakukan secara intensif.