bacakoran.co - satreskrim polres mojokerto menggelar rekonstruksi kasus yang dilakukan alvi maulana terhadap kekasihnya di indekos jalan lidah wetan, surabaya, pada rabu, 17 september 2025.
mengenakan kaus tahanan oranye bertuliskan “tahanan polres mojokerto”, tangan diborgol, kepala plontos.
di hadapan penyidik dan warga yang berkerumun, ia memperagakan 37 adegan, mulai dari kedatangannya ke kos hingga membuang potongan tubuh korban ke pacet, mojokerto.
boneka digunakan sebagai pengganti korban.
garis polisi dipasang di ujung gang, dan barang bukti seperti sepeda motor yamaha n-max turut ditampilkan.
motor itulah yang digunakan alvi untuk membawa potongan tubuh tiara ke jurang di pacet.
penangkapan dan temuan mengejutkan
alvi ditangkap pada minggu dini hari, 7 september 2025, di kos yang sama.
polisi menemukan ratusan potongan tubuh dan tulang korban yang disembunyikan di belakang lemari.
penemuan ini bermula dari laporan warga pacet yang menemukan organ tubuh saat mencari rumput.
setelah identifikasi, polisi menelusuri jejak pelaku dan menangkap alvi di surabaya.
akibat perbuatannya, alvi dijerat pasal 340 kuhp tentang pembunuhan berencana dengan ancaman hukuman mati atau penjara seumur hidup.
pembuangan tubuh
setelah memutilasi tubuh tiara selama dua jam tanpa jeda makan atau minum, alvi memasukkan potongan tubuh ke dalam tas ransel merah.
ia lalu mengendarai motor ke pacet, mojokerto, lokasi yang sebelumnya pernah diminta tiara untuk dikunjungi bersama.
“pernah, sebulan sampai tiga minggu sebelumnya (kejadian mutilasi). saya juga rencana mau mengajak adik saya (ke pacet),” ujar alvi saat ditanya penyidik.
mutilasi brutal di kamar mandi kos
setelah memastikan tiara tak bernyawa usai ditusuk di leher kanan, alvi menyeret tubuhnya dari lantai dua ke kamar mandi di lantai satu.
di sanalah ia memotong tubuh korban menjadi ratusan bagian selama dua jam penuh.
“selama 2 jam (memutilasi korban)?” tanya penyidik.
“iya,” jawab alvi singkat.
menurut pengakuan alvi, konflik dalam hubungan mereka sudah berlangsung lama.
ia menyebut tiara temperamental dan sering marah karena hal sepele.
puncaknya terjadi pada 31 agustus 2025, saat ia dikunci dari luar oleh tiara sepulang dari aktivitas.
“saya chat, saya telpon juga tapi enggak diangkat. saya terus duduk di depan pintu,” kata alvi saat rekonstruksi.
setelah satu jam menunggu, pintu dibuka dan tiara mengumpat, “tidak tahu malu,” sebelum naik ke lantai atas. emosi alvi memuncak, dan ia mengambil pisau dapur untuk menghabisi nyawa kekasihnya.
motif pembunuhan
dalam konferensi pers di mapolres mojokerto, alvi mengaku bahwa tindakannya didorong oleh dendam dan sakit hati.
ketika ditanya mengapa tidak mengakhiri hubungan secara baik-baik, ia hanya menjawab, “ya susah.”
kasat reskrim akp fauzy pratama menegaskan bahwa motif pembunuhan adalah dendam yang dipicu oleh konflik emosional dan penghinaan verbal.
“proses dia membuang barang bukti dan menghancurkannya juga dilakukan sistematis,” ujar fauzy.