bacakoran.co

Waspada! Galon Isi Ulang Terbukti Mengandung BPA Berbahaya, Ini Dampaknya bagi Kesehatan

Paparan BPA dari galon isi ulang bisa ganggu hormon, otak anak, dan jantung./Kolase Bacakoran.co--Freepik

BACAKORAN.CO - Paparan jangka panjang terhadap zat kimia Bisphenol A (BPA) semakin menjadi perhatian serius di dunia kesehatan.

BPA dikenal sebagai pengganggu sistem hormon atau endokrin disruptor, yang dapat memicu berbagai gangguan kesehatan jika terpapar dalam jumlah melebihi ambang batas aman.

Berbagai studi ilmiah telah mengaitkan paparan BPA dengan risiko gangguan reproduksi, hambatan perkembangan otak anak, serta meningkatnya potensi terkena penyakit jantung dan diabetes.

Fakta ini menimbulkan kekhawatiran, terutama karena BPA banyak ditemukan dalam kehidupan sehari-hari.

BPA dalam Plastik Polikarbonat

Salah satu sumber utama BPA adalah plastik polikarbonat, jenis plastik yang umum digunakan dalam pembuatan galon isi ulang, botol bayi, wadah makanan, dan pelapis kaleng.

BACA JUGA:Air Galon Bebas BPA, Pilih Yang Sekali Pakai atau Isi Ulang? Berikut Tipsnya

BACA JUGA:Selain Kaya Nutrisi Sehat, Ternyata Ini 3 Dampak Negatif Konsumsi Susu Oat Berlebihan!

Karena sifatnya yang digunakan berulang kali, plastik ini rentan mengalami peluruhan, terutama saat bersentuhan dengan air dalam suhu dan waktu tertentu.

“Pelepasan BPA terjadi akibat peluruhan material plastik saat bersentuhan dengan air pada suhu dan waktu tertentu,” jelas Profesor Mochamad Chalid, pakar polimer dari Universitas Indonesia.

“Proses ini berpotensi terjadi selama distribusi galon dari pabrik ke konsumen, terutama karena galon digunakan berulang kali,” tambahnya.

Ketika peluruhan terjadi, BPA dapat berpindah ke dalam makanan atau minuman yang tersimpan di dalam wadah tersebut.

Hal ini tentu membahayakan konsumen, terutama jika digunakan secara rutin.

Kadar BPA Melebihi Batas Aman di 6 Wilayah

BACA JUGA:Stop Konsumsi Tepung Terigu? Ini Kata dr. Zaidul Akbar soal Dampaknya ke Lambung dan Menstruasi

BACA JUGA:Jangan Anggap Remeh! Ini 6 Dampak Negatif Buah Kecubung yang Bisa Menyebabkan Kematian Harus Hati-hati...

Waspada! Galon Isi Ulang Terbukti Mengandung BPA Berbahaya, Ini Dampaknya bagi Kesehatan

Rida Satriani

Rida Satriani


bacakoran.co - paparan jangka panjang terhadap zat kimia bisphenol a () semakin menjadi perhatian serius di dunia kesehatan.

bpa dikenal sebagai pengganggu sistem hormon atau endokrin disruptor, yang dapat memicu berbagai gangguan kesehatan jika terpapar dalam jumlah melebihi ambang batas aman.

berbagai studi ilmiah telah mengaitkan paparan bpa dengan risiko gangguan reproduksi, hambatan perkembangan otak anak, serta meningkatnya potensi terkena penyakit jantung dan .

fakta ini menimbulkan kekhawatiran, terutama karena bpa banyak ditemukan dalam kehidupan sehari-hari.

bpa dalam plastik polikarbonat

salah satu sumber utama bpa adalah plastik polikarbonat, jenis plastik yang umum digunakan dalam pembuatan isi ulang, botol bayi, wadah makanan, dan pelapis kaleng.

karena sifatnya yang digunakan berulang kali, plastik ini rentan mengalami peluruhan, terutama saat bersentuhan dengan air dalam suhu dan waktu tertentu.

“pelepasan bpa terjadi akibat peluruhan material plastik saat bersentuhan dengan air pada suhu dan waktu tertentu,” jelas profesor mochamad chalid, pakar polimer dari universitas indonesia.

“proses ini berpotensi terjadi selama distribusi galon dari pabrik ke konsumen, terutama karena galon digunakan berulang kali,” tambahnya.

ketika peluruhan terjadi, bpa dapat berpindah ke dalam makanan atau minuman yang tersimpan di dalam wadah tersebut.

hal ini tentu membahayakan konsumen, terutama jika digunakan secara rutin.

kadar bpa melebihi batas aman di 6 wilayah

kekhawatiran terhadap bpa bukan sekadar teori.

badan pengawas obat dan makanan (bpom) telah melakukan pemeriksaan dan menemukan kadar bpa yang melebihi ambang batas aman 0,06 ppm pada galon isi ulang di enam wilayah indonesia yaitu medan, bandung, jakarta, manado, banda aceh, dan aceh tengah.

temuan ini memperkuat urgensi untuk melakukan evaluasi menyeluruh terhadap penggunaan plastik polikarbonat dalam produk konsumsi.

bukti internasional

penelitian internasional turut mendukung temuan bpom.

studi harvard tahun 2009 yang dipublikasikan dalam environmental health perspectives menunjukkan bahwa penggunaan wadah polikarbonat selama seminggu dapat meningkatkan kadar bpa dalam urin hingga 69 persen.

penelitian lain yang dimuat dalam jurnal food additives and contaminants (2008) menemukan bahwa migrasi bpa pada suhu 70°c bisa mencapai 4,83 nanogram per sentimeter persegi per jam.

sementara studi di chemosphere (2010) menegaskan bahwa pelepasan bpa meningkat drastis setelah plastik digunakan berulang kali.

european food safety authority (efsa) bahkan memperketat standar paparan harian bpa pada 2023 menjadi hanya 0,2 nanogram per kilogram berat badan per hari—angka ini 20.000 kali lebih rendah dari batas sebelumnya.

artinya, kadar bpa yang ditemukan di lapangan kini jauh melampaui ambang batas aman terbaru.

langkah bpom

sebagai respons terhadap temuan tersebut, bpom mewajibkan pencantuman label peringatan pada galon berbahan polikarbonat yang mengandung bpa.

tujuannya adalah agar konsumen lebih sadar akan potensi risiko dan dapat memilih opsi yang lebih aman.

menurut prof. chalid, langkah ini sangat penting.

“konsumen perlu tahu apa yang mereka gunakan setiap hari. label peringatan adalah bentuk edukasi dan perlindungan,” ujarnya.

Tag
Share