600 Siswa Keracunan, Dapur Penyedia MBG di Garut Ditutup Sementara, Penyebab Masih Diselidiki
657 siswa Garut keracunan usai makan MBG di sekolah. Dapur penyedia ditutup, uji lab dilakukan./Kolase Bacakoran.co--Instagram @zonavideo.id
BACA JUGA:MBG Meresahkan dan Ratusan Siswa Alami Keracunan, Pemkab Bandung Barat Tetapkan Sebagai KLB!
Insiden keracunan massal ini pertama kali terdeteksi pada Selasa (16/9), ketika sejumlah siswa dari MA Maarif Cilageni, SMA Siti Aisyah, SMP Siti Aisyah, dan SDN 2 Mandalasari di Kecamatan Kadungora mulai mengeluhkan gejala sakit setelah menyantap makanan MBG yang disediakan di sekolah masing-masing.
Gejala yang dialami siswa meliputi pusing, mual, dan muntah. Kondisi mereka semakin memburuk pada Rabu (18/9), sehingga dilakukan pemeriksaan kesehatan secara menyeluruh.
Seiring waktu, jumlah siswa yang melaporkan gejala serupa terus bertambah dan mereka mulai berdatangan ke puskesmas setempat.
Dari total 657 siswa yang terdampak, sebanyak 19 orang sempat dirawat secara intensif dan kini telah dinyatakan pulih.
Evaluasi Program MBG dan Komitmen Pemerintah Daerah
BACA JUGA:Ditelepon Presiden Prabowo Soal Food Tray MBG Mengandung Babi, Bos BGN Jelaskan Begini!
Bupati Garut menegaskan bahwa insiden ini akan menjadi perhatian khusus bagi pemerintah daerah dalam pelaksanaan program MBG ke depan.
Ia menyatakan komitmen untuk menjalin komunikasi lebih intensif dengan pihak terkait, termasuk BGN, agar program pemenuhan gizi ini dapat berjalan dengan aman dan sehat.
"Yang pasti kami ingin menjamin, inilah kebutuhan pemerintah, Pak Presiden, harus berjalan dengan aman, lancar, penting, dan juga selamat dan sehat," tegasnya.
Program MBG sendiri merupakan bagian dari upaya pemerintah pusat untuk meningkatkan kualitas gizi anak-anak sekolah di berbagai daerah.
Namun, insiden di Garut ini menjadi alarm penting bagi pelaksanaan program serupa di wilayah lain agar lebih memperhatikan aspek keamanan pangan dan pengawasan dapur penyedia.
Penanganan Lanjutan dan Harapan Masyarakat
Masyarakat Garut kini menanti hasil uji laboratorium yang akan menentukan penyebab pasti dari keracunan massal tersebut.
Sementara itu, Pemkab Garut terus memantau kondisi para siswa dan memastikan tidak ada kasus baru yang muncul.