bacakoran.co

Tari Gending Sriwijaya, Tari Tanggai Bukan Tari Sambut Palembang

FGD Dinas Kebudayaan Palembang, Rabu (24/9) (foto : doni bae)--

Tari Gending Sriwijaya, Tari Tanggai Bukan Tari Sambut Palembang

Doni Bae

Doni Bae


bacakoran.co -- sebagai kota tertua dan kota budaya  di provinsi sumatera selatan,  ternyata belum memiliki tari khas dalam menyambut tamu atau .

beberapa tarian seperti, dan yang selama ini sering di tampilkan ketika menyambut tamu kehormatan  maupun tarian pembuka di acara resmi dan acara budaya, ternyata bukan tari sambut resmi milik kota palembang.

padahal sejumlah kabupaten kota di sumatera selatan sudah memiliki tari sambut sebagai ciri khas masing-masing.

hal itu terungkap dalam acara focus grup discussion (fgd) yang digelar  dinas kebudayaan kota palembang, rabu 24 september 2025 di pendopo rumah wali kota palembang.

fgd tersebut digelar dalam rangka percepatan pemajuan kebudayaan kota palembang, sebagai salah satu program kerja pemerintah kota palembang.

fgd yang menghadirkan sejumlah budayawan, seniman, dosen, praktisi dan pemerhati seni dan budaya itu membahas tiga tema yaitu tari sambut, aksara melayu dan motto palembang.

salah satu pemantik fgd "tari sambut" dra isnayanti syafrida  msi mengungkapan perjalanan panjang tari sambut palembang.

menurutnya tahun 2017, tari sambut pernah dibahas dalam fgd khusus yang mendapat masukan dan saran dari sejumlah budayawan kota palembang.



"saat itu 8 maret 2017 kami bersama beberapa budayawan menyampaikan kepada kepala dinas kebudayaan saat itu bapak sudirman teguh, untuk membuat tari sambut palembang. ketika itu disepakati, membuat lomba. ada 5 grup tari yang bersedia menjadi peserta  lomba,"katanya.

sebelum lomba kata isnayanti, pihaknya telah membuat acuan-acuan apa yang harus di muat dalam tari sambut palembang . saat technical meeting disepakati oleh seluruh peserta lomba.

"setelah pelaksanaan lomba, dari 5 grup itu tidak ada yang masuk kriteria. karena dalam tari sambut itu harus ada unsur penyambutan dan identitas palembang. ini yang saat itu peserta belum nyambung,"katanya. "tapi saat itu kami tetap memilih 2 yang terbaik yang mendekati dengan kriteria,"imbuhnya.

kemudian kata isnayati disepakati sejumlah budayawan, seniman dan penari untuk membuat tari sambut palembang yang benar-benar sesuai dengan identitas palembang darussalam.



"kemudian kami membuat fgd dengan draft apa apa yang akan di bahas, mulai dari gerak tari, musik pengiring dan kostum,"urainya.

pada 26 oktober 2017 kata isnayanti digelar fgd dan mendapat banyak masukan dan usulan dari para peserta."salah satunya masukan dari ustad kemas andi syarifuddin agar dalam dari dimasukkan pencak palembang atau istilahnya  betanggem,"jelasnya.

selain itu gerakan-gerakan tari juga di bahas secara serius yang menggambarkan kebiasaan keseharian masyarakat kota palembang. "misalnya orang palembang itu ketika menyambut salam pembuka bukan dengan bersujud seperti menyembah  tapi mengangkat kedua tangan,"jelasnya sembari mencontohkah gerakannya.

"jumlah penari 5 menggambarkan rukun islam, pemain musik 6, dominan terbangan, ada akor deon, gendang dan gong,"katanya.



namun sayangnya kata isnayanti, tari  sambut palembang yang dispekati itu tidak berjalan sesuai harapan."karena itu melalui fgd ini kita berharap, tari sambut palembang ini benar-benar bisa disepakati dan di kembangkan di kota palembang,"katanya.

kepala dinas kebudayaan kota palembang ir hm affan prapanca mt ipm dalam laporannya mengatakan fgd tersebut dalam rangka melaksanakan intruksi wali kota palembang untuk menguatkan identitas dan kemajuan kota palembang.

terkait 3 tema fgd menurutnya menghadirkan budayawan dan ahi di bidangnya."namun untuk tari sambut, sifatnya sosialisasi terlebih dahulu, karena ini nantinya memerlukan perangkat dan pakem-pakem yang perlu di sepakati,"jelasnya.

"nanti di masa-masa yang akan datang kita akan menyaksikan bersama-sama seperti apa tari sambut palembang yang akan kita tetapkan dalam peraturan wali kota palembang,"ujarnya.



kemudian terkait tema aksara melayu menurutnya itu merupakan identitas palembang darussalam, karena jaman dahulu, aksara arab melayu menjadi kebanggaan dan menjadi objek pemajuan kebudayaan dari kementerian kebudayaan.
 
"sebagai pemantik atau narasumber aksara arab melayu ini kita menghadirkan drs mashur dungcik ma phd,"jelasnya.

wali kota palembang drs h ratu dewa msi yang diwakili staf ahli wali kota palembang bidang perekonomian pembangunan dan investasi kota palembang dr h riza pahlevi ma, ketika membuka fgd berharap kegiatan itu dapat menghasilkan output yang luar biasa.

dia berharap para peserta dapat memberikan masukan dengan tegas. "keras-keras bae dak apo-apo di sampaikan, misalnya ini loh kesalahan wong palembang, begini loh jawaban dari sebuah pantun, ini loh format budaya palembangnya, agak melawan-melawan dikit biar langsung viral di medsos,"kata riza dengan gaya sedikit bercanda.

Tag
Share